Newsdata

10 Provinsi Ini Miliki Tingkat Stunting Tertinggi di RI, Apa Saja?

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
28 February 2024 17:30
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Korps Brimob Polri dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka stunting di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. (Dok: Humas Brimob)
Foto: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng Korps Brimob Polri dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka stunting di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. (Dok: Humas Brimob)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program makan siang gratis milik pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan dilakukan secara bertahap. Sebagai gambaran tahap awal diberikan kepada balita hingga ibu hamil. Kemudian dilanjutkan sampai tahap SMP hingga ke daerah yang memiliki angka stunting tinggi.

Mengutip Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka stunting nasional sebesar 21,6% dengan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Papua adalah wilayah dengan tingkat stunting tertinggi.

Sementara itu terdapat 16 provinsi memiliki prevalensi stunting lebih rendah dari nasional. Adapun hanya 2 provinsi yang sudah mencapai target prevalensi stunting 14% yakni DKI Jakarta dan Bali. Tingkat prevalensi stunting DKI Jakarta mencapai 14,8% dan Bali mencapai 8% pada 2022.

Berdasarkan data SSGI, tren stunting nasional berada dalam tren penurunan. Baik angka secara nasional maupun tiap provinsi. Akan tetapi angka saat ini masih berada 7,6 basis poin di atas target 14% yang harus dicapai pada 2024.

Sementara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengakui melaksanakan program makan siang gratis itu tidak mudah. Akan tetapi, TKN menyatakan hal yang paling sulit dari eksekusi program ini bukanlah ketersediaan anggaran. Melainkan kesiapan sistem dari pelaksanaan program ini.

Anggota Dewan Pakar TKN, Drajad Hari Wibowo mengatakan program makan siang gratis tidak akan langsung dieksekusi secara penuh kepada 82,9 juta siswa. Dia mengatakan program ini akan dilakukan secara bertahap dengan sasaran awal daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Apa itu Stunting?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2015, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Pengertian tersebut kemudian berubah pada 2020 menjadi pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi ireversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Meskipun WHO mengatakan kondisi stunting adalah terkait panjang atau tinggi badan, namun perlu digarisbawahi bahwa tidak selalu anak pendek itu berarti stunting.

Namun yang pasti stunting akan menimbulkan kerugian untuk kesehatan maupun ekonomi negara.

Dampak kesehatan antara lain gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motorik. Kemudian gangguan metabolik pada saat dewasa, risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).

Sementara kerugian negara akibat ini bisa ratusan triliun. Berdasarkan hasil riset Bank Dunia menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3 - 11% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Dengan nilai PDB Indonesia pada 2022 sebesar Rp19.588,4 triliun, maka kerugian ekonomi akibat stunting diperkirakan mencapai Rp587 triliun-Rp2.154 triliun per tahun.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation