
Perusahaan Bus Listrik Bakrie Mau IPO, Valuasi Kelewat Mahal!

- Perusahaan kendaraan listrik Bakrie akan melantai di bursa di harga Rp100 - Rp130 dinilai valuasinya sudah mahal
- Prospek raihan dana IPO mencapai Rp1,13 triliun akan digunakan mayoritas untuk ekspansi usaha kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor.
- IPO akan menambah kepemilikan masyarakat atau free float mencapai 20% dari total modal disetor
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kendaraan listrik milik grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Juni 2023 mendatang. Rencana Initial Public Offering (IPO) VKTR ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,75 juta lembar saham biasa dengan harga per lembar saham yang ditawarkan berkisar antara Rp100 - Rp130.
Adapun jadwal penting pencatatan perdana saham VKTR sebagai berikut :
Masa penawaran awal : 26 - 31 Mei 2023
Tanggal efektif : 8 Juni 2023
Masa penawaran umum : 12 - 14 Juni 2023
Tanggal penjatahan : 14 Juni 2023
Tanggal distribusi saham : 15 Juni 2023
Tanggal pencatatan saham di BEI : 16 Juni 2023
Sebagai emiten kendaraan listrik, VKRT ini punya model bisnis melakukan perdagangan mobil dan sepeda motor listrik berbasis baterai, termasuk menjual komponen suku cadang, dan aksesori mobil. Selain itu, VKTR juga memiliki industri karoseri kendaraan roda empat atau lebih, kendaraan listrik, sepeda motor roda dua atau tiga, dan industri pengecoran besi dan baja, serta industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih melalui anak usahanya.
Penggunaan dana IPO
Berdasarkan data prospektus, potensi raihan dana yang bisa didapatkan VKTR apabila semua saham yang diterbitkan terserap pasar mencapai Rp1,13 triliun. Dari dana tersebut sekitar 39,93% atau setara Rp445 miliar akan digunakan untuk belanja modal perusahaan atau capital expenditure (capex).
Belanja modal tersebut meliputi beberapa hal seperti pembangunan fasilitas perakitan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) baik untuk roda empat atau lebih yang berfokus pada transportasi publik dan niaga, serta fasilitas produksi sepeda motor listrik. Perlu diketahui, fasilitas ini akan dibangun di fasilitas karoseri milik CV Tri Sakti.
Capex juga akan digunakan untuk pengembangan prakiraan module dan pack baterai dan pembelian tanah seluas 10ha yang berdekatan dengan fasilitas karoseri. milik CV Tri Sakti, sisanya akan digunakan untuk riset dan pengembangan baik untuk prototipe KBLBB,kendaraan niaga, dan baterai.
Selanjutnya, sekitar 11,59% dari perolehan IPO atau sekitar Rp130 miliar akan diberikan kepada anak usaha, PT Bakrie Autoparts dalam bentuk penyertaan modal dan sekitar 44,61% akan digunakan untuk modal kerja atau operational expenditure (opex) seperti biaya administrasi umum, modal kerja pembelian persediaan bus listrik, truk listrik, karoseri, dll.
Sisanya sekitar 2,49% dan 1,38% akan digunakan masing-masing untuk pembayaran utang kepada PT Tambara Tama Mandiri dan PT Andara Multi Sarana.
Aksi IPO ini akan menambahkan kepemilikan masyarakat atau free float sebanyak 20% dari total modal ditempatkan, dengan begitu jumlah saham beredar setelah IPO menjadi 43,75 miliar lembar. Apabila dikalikan dengan harga penawaran per saham di rentang Rp100 - Rp130, maka akan mengimplikasi potensi kapitalisasi pasar sebesar Rp43,75 triliun - Rp56,87 triliun.
Kinerja keuangannya
Sepanjang 2022 mengutip dari data prospektus, VKTR mencatatkan laba tahun berjalan setelah merger sebesar Rp68,21miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp43,41 miliar.
Laba yang positif terdorong dari penjualan yang naik signifikan sebesar 57,70% secara tahunan (YoY) menjadi Rp1,07 triliun. Sebelum dieliminasi, pendapatan paling banyak ditopang segmen manufaktur sebesar Rp934,76 miliar, sedangkan sisanya dikontribusi segmen perdagangan sebesar Rp148,52 miliar.
Selain itu, VKTR juga mendapatkan keuntungan atas pelepasan saham pada entitas anak sebesar Rp2,42 miliar dan pendapatan bunga yang naik lebih dari empat kali lipat menjadi Rp614 juta.
Serta ada efisiensi dengan mengurangi beban keuangan dari Rp9,84 miliar menjadi Rp8,69 miliar dan mengurangi beban pajak penghasilan sebesar -35,55% YoY menjadi Rp7,61 miliar.
Neraca VKTR
Dari sisi neraca, pada bagian aset tercatat sebesar Rp1,03 triliun hingga akhir 2022, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp770,18 miliar, dengan posisi kas dan setara kas naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp70,89 miliar.
Sementara untuk kewajiban nya naik dari Rp582,87 miliar menjadi Rp758,02 miliar dan untuk total modal atau ekuitas naik juga menjadi Rp274,88 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp187,30 miliar.
Tingkat utang yang lebih banyak dibandingkan modal ini juga nampak dari data prospektus yang menunjukkan rasio debt to equity (DER) VKTR naik dari 36,11% menjadi 68,65%, akan tetapi jika ditelisik lebih dalam utang bank relatif kecil dan hanya dalam tenor jangka pendek sebesar Rp5,25 miliar, perlu diketahui juga utang bank yang diambil VKTR ini berbasis syariah.
Valuasinya VKTR
Menggunakan perhitungan Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) dengan laba bersih 2022 dan perkiraan ekuitas serta jumlah saham beredar setelah IPO akan mendapatkan nilai PER sebesar 63,94 kali sampai dengan 83,12 kali, sedangkan PBV sebesar 2,76 kali sampai dengan 3,59 kali.
Karena VKTR belum memiliki data harga saham secara historis, maka untuk menentukan mahal dan murahnya menggunakan perbandingan dengan kompetitor nya. Dari tabel berikut nampak valuasi VKTR lebih tinggi dibandingkan SLIS yang artinya secara teoritis valuasi nya sudah premium atau mahal.
Layak beli atau tidak?
Menilai dari harganya secara valuasi sudah mahal, beli di harga saat ini bukanlah best price untuk investor. Akan tetapi, di masa IPO potensi tekanan beli dari minat pasar yang tinggi bisa menjadi peluang karena prospek industri listrik di Indonesia terbilang masih awal dan baru berkembang. Selain itu, kondisi keuangan yang sudah profit menjadi landasan perusahaan untuk semakin meningkatkan kinerja nya apalagi ditambah dengan prospek dana segar dari IPO yang mayoritas akan digunakan untuk ekspansi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)