Fx Insight

Dedolarisasi Bakal Gagal, Ini Sumber Kekuatan "King" Dolar

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
26 May 2023 20:10
Dolar AS Yuan
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Dedolarisasi akan membutuhkan jaringan eksportir, importir, pedagang mata uang, penerbit utang, dan pemberi pinjaman yang luas dan kompleks untuk secara mandiri memutuskan untuk menggunakan mata uang lain.

Menurut data BIS, dolar berada di satu sisi dari hampir 90% transaksi valas global, mewakili sekitar US$ 6,6 triliun pada tahun 2022. Sekitar setengah dari semua utang luar negeri dalam dolar, dan setengah dari semua perdagangan global ditagih dalam dolar.

Fungsi dolar "semuanya saling memperkuat", kata Barry Eichengreen, profesor ekonomi dan ilmu politik Berkeley.

Sebab itu, tidak ada mekanisme untuk membuat bank, perusahaan, dan pemerintah mengubah perilaku mereka pada saat yang bersamaan.

Meskipun mungkin tidak ada satu pun penerus dolar, menjamurnya alternatif dapat menciptakan dunia terpecah belah ke depan.

Bank sentral global melihat lebih banyak jenis aset, termasuk utang perusahaan, aset berwujud seperti real estat, dan mata uang lainnya.

Bahkan menurut Mark Tinker, direktur pelaksana Toscafund Hong Kong, menyebut bahwa "Proses ini sedang berlangsung, dan dolar akan digunakan lebih sedikit dalam sistem global.

Dolar Belum Mampu Digoyahkan

Karena simpanan bank yang besar tidak selalu diasuransikan, bisnis menggunakan obligasi pemerintah sebagai alternatif uang tunai. Oleh karena itu, status dolar didukung oleh pasar Treasury AS senilai US$ 23 triliun. Ini juga dipandang sebagai tempat berlindung yang aman untuk uang.

"Kedalaman, likuiditas, dan keamanan pasar Treasury adalah alasan besar mengapa dolar adalah mata uang cadangan terkemuka," kata Brad Setser, anggota Dewan Hubungan Luar Negeri yang melacak aliran mata uang lintas batas.

Kepemilikan Treasuries internasional sangat luas dan belum ada alternatif yang kredibel. Pasar obligasi Jerman saja masih relatif kecil, hanya di atas US$ 2 triliun.

Produsen komoditas mungkin setuju untuk berdagang dengan China dalam yuan, tetapi mendaur ulang uang tunai menjadi obligasi pemerintah China tetap rumit karena kesulitan membuka rekening dan ketidakpastian peraturan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular