Newsdata

Tegas Hilirisasi, Cek Perkembangan Pembangunan Smelter RI

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
17 May 2023 11:30
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif meninjau langsung progres pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Industri Java JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif meninjau langsung progres pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Industri Java JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dirinya sering bolak-balik ke China demi menggaet investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Seperti yang diketahui seiring dengan hilirisasi yang gencar dilakukan Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Koordintor Bidang Perekonomian mengungkapkan pemerintah terus mengejar target pengolahan minera (smelter) kurun waktu 2021 -2024 sebanyak 53smelter dengan nilai investasi US$ 21,59 miliar.

Hal ini merupakan dukungan nyata pemerintah untuk mengembangkan industri hilirisasi hasil tambang domestik dan mendapatkan devisa negara maupun menghemat devisa.

Menilik data CEIC, hingga tahun 2021 pembangunan smelter dalam negeri perkembangannya cukup signifikan. Apalagi progres untuk smelter nikel yang begitu berkembang pesat.

Tak hanya smelter nikel, ada juga smelter untuk pemurnian bauksit, besi dan lain sebagainya. Secara rinci dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Berdasarkan siaran pers per 20 Januari 2023, Kementerian ESDM menyatakan bahwa ada 7 smelter sudah diselesaikan di tahun 2022 yakni, PT Aneka Tambang di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, PT Vale Indonesia di Sulawesi Selatan, PT Wanatiara Persada di Maluku Utara, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, PT Weda Bay Nickel di Maluku, PT ANTAM (proyek P3FH) di Maluku Utara dan PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Kalimantan Selatan yang merupakan smelter besi menghasilkan sponge ferro alloy.

Pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter untuk program hilirisasi hasil tambang domestik diklaim pemerintah telah sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah.

Secara rinci untuk smelter nikel akan dikembangkan sebanyak 30 unit dengan nilai investasi US$ 8.006,5 miliar. Dengan rincian yang eksisting ada 13, kemudian dalam tahap perencanaan 17.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation