Produksi Rokok Turun 10 Miliar Batang, Berkah Lebaran Luntur?

mae, CNBC Indonesia
10 May 2023 11:50
Ilustrasi penjual rokok di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi penjual rokok di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi rokok langsung jeblok pada April 2023 setelah melonjak pada bulan sebelumnya.

Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan produksi rokok pada April 2023 mencapai 19,49 miliar batang. Jumlah tersebut ambruk 33,82% atau 9,99 miliar batang dibandingkan bulan sebelumnya.

Namun, secara tahunan, produksi rokok pada April tahun ini naik tipis 1,67%.

Secara keseluruhan, produksi rokok pada Januari-April 2023 mencapai 88,86 miliar batang. Jumlah tersebut anjlok 15,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.



Produksi rokok pada Januari-April tahun ini adalah yang terendah setidaknya dalam tujuh tahun terakhir.

Anjloknya produksi rokok salah satunya karena libur panjang Lebaran. Seperti diketahui cuti bersama libur Lebaran berlangsung pada 19-25 April 2023.
Produksi rokok sudah melonjak pada Maret yakni menembus 29,45 miliar batang.

Produksi rokok biasanya akan melonjak karena meningkatnya konsumsi pada Ramadan, produsen rokok juga akan mengejar produksi selama Ramadan karena pabrik ditutup selama libur cuti bersama Lebaran.

Sebagai catatan, Ramadan tahun ini berlangsung pada 23 Maret-21/22 April 2023.

Namun, rendahnya produksi rokok pada Februari-April 2023 juga menjadi sinyal jika konsumsi Lebaran mungkin tidak sekencang pada periode sebelumnya.

Produksi rokok biasanya akan meningkat sebulan sebelum Puasa, melonjak saat bulan Puasa, dan melandai menjelang Lebaran.

Bila kita gabung produksi rokok sebelum Ramadan, periode Ramadan, dan Lebaran pada tahun ini (Februari-April) maka jumlahnya hanya 73,26 miliar batang.

Jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan pada periode pra-Ramadan, selama Ramadan, dan Lebaran tahun-tahun sebelumnya.

Produksi rokok mencapai 89,02 miliar batang pada tiga periode tersebut sementara pada 2021 menembus 76,59 miliar batang. Hanya pada periode pandemi awal atau 2020 yang lebih rendah yakni 67,60 miliar batang.

Pada periode pra Ramadan, Ramdan, dan Lebaran pra pandemi, jumlahnya juga lebih tinggi yakni 79,90 miliar batang pada 2019 dan 85,15 miliar batang pada 2018.

Melambatnya produksi rokok bisa jadi imbas dari melemahnya belanja secara keseluruhan.

Data Mandiri Spending Index menunjukkan laju pertumbuhan belanja Ramadan-Idul Fitri 2023 cenderung melambat.

Survei Bank Indonesia mengenai Indeks Penjualan Riil (IPR) juga menunjukkan pertumbuhan yang terus melandai. Secara tahunan, IPR hanya tumbuh 4,9% pada Maret dan diperkirakan tumbuh 1% pada April 2023.

Bandingkan pada periode Ramadan dan Lebaran pada 2022 di mana IPR tumbuh 9,3% dan 8,5%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation