Ekonomi Masih Tumbuh Kencang Tapi Investasi Malah Megap-Megap
- Ekonomi Indonesia tumbuh 5,03% (yoy) pada kuartal I-2023, di atas ekspektasi pasar
- Konsumsi masih tumbuh kuar ditopang periode Ramadan
- Investasi jeblok pada kuartal I-2023
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas ekspektasi yakni 5,03% (year on year/yoy) pada kuartal I-2023. Namun, banyak indikator yang justru menunjukkan kekhawatiran terutama laju investasi.
Ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 0,92% dibandingkan kuartal sebelumnya (quartal to quartal/qtq).
Pertumbuhan sebesar 5,03% (yoy) jauh di atas ekspektasi pasar. Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 13 analis memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh 4,95%.
Secara qtq, analis memperkirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi 1%.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023 yang tercatat 5,01%. Ekonomi Indonesia juga mampu tumbuh di atas 5% selama enam kuartal terakhir.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat masih menjadi andalan untuk mendongrak pertumbuhan dengan kontribusi mencapai 52,88%.
Konsumsi masyarakat tumbuh 4,54% pada Januari-Maret 2023, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat 4,48% (yoy).
Kenaikan konsumsi masyarakat pada kuartal I-2023 ini tidak biasa mengingat biasanya konsumsi melandai pada Januari-Maret setelah terbang tinggi pada akhir tahun.
Namun, momen Ramadan sepertinya ikut mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat pada kuartal I-2023. Hal tersebut tercermin dari penopang konsumsi. Kelompok pengeluaran yang tumbuh tinggi adalah makanan dan minuman, selain restoran.
Juga, pengeluaran untuk pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan tubuh.
Seperti diketahui, Ramadan berlangsung sejak 22 Maret hingga 21/22 April 2023.
Pengeluaran yang juga naik adalah kelompok kesehatan dan pendidikan serta perumahan perlengkapan rumah tangga. Sebaliknya, pengeluaran untuk restoran dan hotel serta transportasi/komunikasi melandai.
Komponen lain yang cukup besar mendukung pertumbuhan adalah pengeluaran pemerintah dan ekspor.
Ekspor tumbuh 11,68% (yoy) pada Januari-Maret 2023, terendah sejak kuartal IV-2020 atau dua tahun lebih. Pengeluaran pemerintah akhirnya tumbuh pada kuartal I-2023 setelah terkontraksi setahun terakhir.
(mae/mae)