CNBC Indonesia Research

Harga Emas Sentuh Rekor, Faktor Ini Menjadi Pemicunya

mae, CNBC Indonesia
Kamis, 04/05/2023 17:03 WIB
Foto: Pexels
  • Emas menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa pada hari ini
  • Kebijakan The Fed menguntungkan emas
  • Krisis perbankan dan plafon utang pemerintah AS juga ikut melambungkan emas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada Kamis pagi hari ini (4/5/2023). Setidaknya ada tiga faktor mengapa emas begitu digdaya.

Merujuk pada Refinitiv, harga emas di titik spot pada perdagangan Rabu (3/5/2023) pukul 22:01 WIB, harga emas menyentuh US$ 2.071,19 per troy ons.

Posisi tersebut ada dalam level tertinggi sepanjang masa. Posisi tertinggi emas, bukan pada penutupan perdagangan, yang pernah disentuh emas adalah di posisi US$ 2.072,49 per troy ons.

Bila merujuk pada penutupan perdagangan, rekor tertinggi masih tercatat pada 6 Agustus 2020 di mana emas ditutup pada level US$ 2.063,19 per troy ons.

Harga emas memang akhirnya melandai dan pada perdagangan Rabu (3/5/2023) ditutup di posisi US$ 2.039,02 per troy ons. Harganya menguat 1,13%.

Emas sudah melandai dari posisi tertingginya pada Kamis sore ini tetapi tetap dalam kisaran harga yang sangat tinggi.

Pada perdagangan Kamis (4/5/2023) pukul 16:07 WIB, harga emas menembus US$ 2.033,95 per troy ons. Harganya turun 0,25% dibandingkan penutupan kemarin.

Posisi emas pada hari ini juga terbilang sangat tinggi. Dalam lima tahun terakhir, emas hanya pernah ditutup di atas harga US$ 2.030 sebanyak enam kali.

Lalu, mengapa harga emas kembali terbang? Kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS), kisruh plafon utang pemerintah AS, hingga krisis perbankan di Amerika merupakan pemicu utamanya.

1. Kebijakan Moneter The Fed

Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar sebesar 25 bps menjadi 5,0-5,25% pada Rabu (3/5/2023).

Sebagai catatan, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu setelah inflasi AS melambung. Suku bunga saat ini adalah yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.

Kendati suku bunga naik tetapi The Fed mengisyaratkan untuk mulai menahan suku bunga. Signal inilah yang membuat emas melambung.

Dengan tidak adanya kenaikan maka dolar AS diharapkan akan melemah dan yield surat utang pemerintah AS akan melandai. Kondisi tersebut akan menguntungkan emas karena dolar semakin terjangkau untuk investasi.

Di sisi lain, emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield hanya merugikan emas.

Ekspektasi pasar jika The Fed akan mulai menahan suku bunga langsung membuat dolar AS terkapar. Indeks dolar ada di posisi 101,34 pada Kamis sore atau terendah sejak 13 April 2023.

Imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun juga sudah melandai ke 3,37% atau terendah sejak 6 April.


(mae/mae)
Pages