
Wow! Harga Rekor, Ini Raja Emas Terbesar di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072/troy ons pada perdagangan Kamis (4/5/2023). Harga emas di prediksi masih tinggi bank sentral AS (The Fed) mengindikasikan akan menghentikan periode kenaikan suku bunga. Selain itu, risiko resesi di Amerika Serikat yang cukup besar membuat daya tarik emas semakin meningkat.
Ada beberapa emiten-emiten emas yang ada di Indonesia yang akan berdampak positif pada kenaikan harga emas dunia. Lalu seberapa besar cadangan emas yang mereka miliki?
1. PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Bergerak dalam bidang pertambangan simpanan alam, manufaktur, perdagangan, transportasi dan jasa terkait lainnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 5 Juli 1968.
Kegiatan eksplorasi ANTM sampai 31 Maret 2023 berfokus pada komoditas emas, nikel dan bauksit dengan jumlah pengeluaran preliminary unaudited sebesar Rp37,53 miliar.
Hingga 31 Maret 2023 kegiatan eksplorasi emas ANTAM dilaksanakan di Pongkor, Jawa Barat. Di wilayah Pongkor, kegiatan yang dilakukan yaitu pengeboran permukaan (surface drilling).
Hingga pada tahun 2021 tercatat tota cadangan bijih emas konsolidasi ANTAM tercatat sebesar 1,02 juta dry metric ton (dmt) atau setara dengan 203 ribu troy oz (6,31 ton) logam emas. Sedangkan sumberdaya mineral emas konsolidasi ANTAM pada tahun 2021 tercatat sebesar 6,75 juta dmt atau setara dengan 1.037 ribu troy oz (32,25 ton) logam emas.
Dalam laporan keuangan per 31 Maret 2023, terdapat beberapa cadangan dalam pertambangan yang di kelola oleh ANTM dan anak perusahaan.
2. PT Merdeka Copper Gold Tbk - MDKA
Perusahaan induk dengan dua anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan, meliputi eksplorasi dan produksi emas, perak, tembaga dan mineral lainnya di masa depan. Kedua anak perusahaan tersebut adalah PT Bumi Sukesindo (BSI) dan PT Damai Sukesindo (DSI). Aset utama perusahaan adalah proyek pertambangan yang dikenal dengan Proyek Tujuh Bukit yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sekitar 205 kilometer tenggara Surabaya.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) terus melanjutkan kegiatan eksplorasi di 3 daerah berbeda di Indonesia (Tujuh Bukit di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat Daya, dan Pani di Gorontalo), seperti ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah. Kegiatan di daerah Tujuh Bukit difokuskan pada sumber daya tembaga emas dan emas perak, di daerah Pulau Wetar difokuskan pada sumber daya tembaga, sementara di daerah Pani difokuskan pada eksplorasi sumber daya emas. Adapun total biaya yang dikeluarkan untuk mendukung seluruh kegiatan eksplorasi yang dilakukan Merdeka di Indonesia selama periode Triwulan 4, 2022 adalah kurang lebih sebesar Rp393,97 miliar.
Hingga Desember 2022 total cadangan bijih emas mencapai 44,8 juta ton dengan insitu au 858.000 oz.
3. PT United Tractors Tbk - UNTR
United Tractors merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk ("Astra"), salah satu grup usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia dengan jaringan layanan menjangkau berbagai industri dan sektor. Sejak 19 September 1989, United Tractors telah menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Hingga kini Astra memiliki 59,5% saham United Tractors, dengan sisa saham dimiliki oleh publik.
Saat ini United Tractors telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di sektor dan industri dalam negeri, melalui lima pilar bisnis, yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan, Industri Konstruksi, dan Energi.
Bisnis pertambangan emas Perseroan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR). PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe yang berlokasi di Sumatera Utara.
Bisnis pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR), dimana United Tractors memiliki saham sebesar 95%. PTAR mengoperasikantambang emas Martabe yang berlokasi di daerah Tapanuli Selatan provinsiSumatera Utara dengan area operasi seluas 479 hektar. Konstruksi tambang emasMartabe dimulai sejak tahun 2008 dan produksi dimulai pada tahun 2012.
Program eksplorasi yang terus berlanjut menghasilkan penambahan cadangan mineral emas di Martabe. Per Juni 2021, PTAR memiliki total 7,5 juta ounce emas dan 72 juta ounce perak serta cadangan bijih sebesar 4,5 juta ounce emas dan 39 juta ounce perak.
4. PT J Resources Asia Pasifik (PSAB)
PT. J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) adalah perusahaan induk, yang terutama berinvestasi dan mengelola bisnis pertambangan emas bersama dengan bisnis logam mulia lainnya di wilayah Australasia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Mei 2002. Pemegang saham pengendali utama Grup adalah Jimmy Budiarto.
Eksplorasi PSAB berada di Bolangitang, Sulawesi Utara dan Bulagidun di Gorontalo, Sulawesi.
Sedangkan cadangan emas PSAB terdapat di empat wilayah.
5. PT Bumi Resources Minerals (BRMS)
PT. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) didirikan pada tanggal 6 Agustus 2003. Perusahaan merupakan entitas induk dari berbagai entitas anak yang berusaha dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan sumber daya mineral. Perusahaan merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk yang merupakan anggota dari Grup Bakrie.
6. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) merupakan perusahaan induk di bidang pertambangan mineral, seperti emas dan perak. Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan ini merupakan salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Jumlah cadangan mineral MSM dan TTN pada tanggal 31 Desember 2020 mengandung sekitar 3.884 kilo ons emas (cadangan terbukti dan terkira). MSM dan TTN melakukan estimasi cadangan mineral pada pit tertentu dan estimasi hasil tersebut ditelaah oleh SRK Consulting (Australasian) Pty. Ltd. sebagaimana didokumentasikan dalam pernyataan persetujuannya tanggal 28 Februari 2021.
Jumlah produksi emas MSM dan TTN pada periode berjalan adalah sekitar 29 kilo ons (tidak diaudit). Akumulasi jumlah produksi emas sejak awal kegiatan produksi sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan adalah sekitar 2.207 kilo ons (tidak diaudit).
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)