Harga Emas Kembali Cetak Rekor Bersejarah, Pemiliknya Makin Pesta Pora

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
19 February 2025 06:30
emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali berkilau dan berhasil kembali masuk level psikologis US$2.900 per troy ons. Emas naik di tengah ketidakpastian tarif Trump yang memicu permintaan aset safe haven.

Pada perdagangan  Selasa (18/2/2025), harga emas dunia di pasar spot melesat 1,31% % di level US$2.935,58 per troy ons. Penguatan tersebut berhasil membawa emas ke level psikologis US$2.900 per troy ons.
Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi sepanjang masa dan mematahkan catatan sebelumnya di US$ 2.929,03 per troy ons.

Pada perdagangan hari ini Rabu (19/2/2025) hingga pukul 06.15 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,04% di posisi US$2.934,55 per troy ons.


Harga emas naik lebih dari 1% dan mencatat rekor baru pada perdagangan Selasa karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi serta ketidakpastian seputar rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Keduanya mendorong aliran aset safe haven ke emas batangan.

"Kami melihat peningkatan permintaan aset safe haven karena kebijakan pemerintahan Trump dan kami memprediksi emas berada di jalur bullish," ujar Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Sejak menjabat bulan lalu, Trump dengan cepat mengubah medan perang perdagangan global dengan serangkaian tarif, sementara rencana sudah berjalan untuk tarif timbal balik yang luas, yang ditujukan langsung ke negara mana pun yang mengenakan pajak atas produk AS.

"Pembelian emas bank sentral juga akan terus memberikan dukungan terhadap harga emas," menurut catatan analis Commerzbank kepada Reuters.

Fokus pasar kini beralih ke risalah rapat Federal Reserve (The Fed) AS bulan Januari, yang akan dirilis pada Rabu (19/2/2025) waktu AS, untuk mendapatkan petunjuk tentang lintasan suku bunga bank sentral.

"Jika ekonomi mulai tersendat karena tarif perdagangan dan semacamnya, maka kita bisa melihat beberapa suku bunga yang lebih rendah," ujar Wyckoff.

Safe-haven bullion diuntungkan oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dan cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak menghasilkan bunga.

"Meskipun tren yang lebih luas tetap utuh, risiko penurunan yang lebih dalam tidak dapat diabaikan pada level yang tinggi ini. Agar emas mencapai level tertinggi baru, mungkin diperlukan peningkatan risiko geopolitik, khususnya tentang Ukraina," ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation