CNBC Indonesia Research

7 Horor Mudik "Bak Neraka" RI, Era SBY vs Jokowi Parah Mana?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 21/04/2023 08:00 WIB
Foto: Pemotor memadati Pelabuhan Merak, Banten, di puncak arus mudik, Sabtu (30/4) dini hari. Ramainya pemudik motor ini bak 'lautan' kendaraan. (Andhika Prasetya/Detikcom)
  • Fenomena mudik selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat setiap tahunnya jelang Lebaran Idul Fitri
  • Arus mudik kerap diwarnai oleh kemacetan yang cukup parah tiap tahunnya
  • Meski tiap tahun mudik selalu mengalami kemacetan parah, tetapi tragedi Brexit di Lebaran 2016 masih menjadi peristiwa yang paling memilukan di Indonesia hingga kini

Jakarta, CNBC Indonesia - Mudik merupakan fenomena yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Istilah mudik diartikan sebagai bepergian jarak jauh bagi orang perantauan yang ingin kembali ke kampung halaman.

Mudik pun seakan menjadi tradisi wajib setiap setahun sekali, meski istilah mudik sekarang tak hanya sebatas pada menjelang Idul Fitri, tetapi juga bisa terjadi di libur-libur besar lainnya seperti Natal dan Tahun Baru.

Namun, mudik sudah melekat cukup kental di masyarakat sebagai tradisi yang wajib dilakukan menjelang Hari Raya, sehingga momentum mudik selain waktu tersebut tidak terlalu besar.

Meski begitu, setiap tahunnya, banyak cerita yang cukup memilukan saat mudik berlangsung, mulai dari kemacetan yang luar biasa, angka kecelakaan yang cukup tinggi, dan cerita memilukan lainnya.

Alhasil, jangan sampai momen tersebut rusak karena macet berkepanjangan khususnya pada Mudik Lebaran 2023 ini.

Pemerintah sebenarnya terus memperbaiki infrastruktur untuk melancarkan mudi. Berbagai kebijakan untuk melancarkan mudik juga sudah dilakukan bertahun-tahun tidak perduli siapa presiden nya.

Namun, ada beberapa cerita mudik "horor' yang masih lekat di ingatan kita yang terjadi dalam 10 tahun terakhir yang melintasi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengingatkan ada dua potensi titik kemacetan utama dalam musim mudik Lebaran tahun ini. Kedua titik itu adalah Jalan Tol Cikampek-Palimanan dan Merak.

"Saya hanya ingin memberikan penekanan beberapa titik-titik kemacetan yang mungkin terjadi paling tinggi itu adalah Cipali. Oleh karenanya, rekan-rekan yang akan mudik ke Jawa Tengah itu kami anjurkan untuk mudik lebih awal," ujar Budi Karya di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, dikutip Jumat (7/4/2023).

"Kedua di Merak. Tapi di Merak memang sudah ada tambahan Ciwandan (Kota Cilegon, Provinsi Banten), 5 pelabuhan, sehingga memungkinkan lebih baik. Tapi juga tetap mudik lebih awal," lanjutnya.

Terlepas dari momok macet parah yang pasti terjadi di mudik tiap tahunnya, sebenarnya ada kejadian memilukan yang pernah terjadi dan hingga kini masih menjadi tragedi mudik paling parah.

Adapun tragedi tersebut yakni tragedi Brexit. Selain Brexit, mudik parah juga pernah dialami masyarakat Indonesia. Berikut daftarmya:

1. Brexit (Gerbang Tol Brebes Timur, Juli 2016).

Masa mudik Lebaran 2016 pernah melahirkan tragedi yang amat memilukan, yakni tragedi Brexit, di mana kejadian ini terjadi di gerbang tol Brebes Timur, yang merupakan bagian dari Tol Pejagan-Pemalang.

Sebutan Brexit sendiri sejatinya merupakan istilah bagi negara Inggris yang ingin melepas dari Eropa, alias kepanjangan dari British Exit.

Tetapi, fenomena Brexit yang sebenarnya cukup dekat dengan tragedi mudik paling memilukan di Indonesia tersebut, sehingga banyak orang yang kemudian memberikan istilah tragedi tersebut menjadi Brexit.

Pada 3-5 Juli merupakan puncak arus mudik di tahun 2016. Ada jutaan orang dari daerah Jabodetabek yang pergi ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Beruntung pemerintah saat itu menyediakan tol baru, yakni Tol Pejagan-Pemalang. Tol ini adalah rangkaian tol yang membentang dari daerah Palimanan dan khusus dibangun untuk mengurai kemacetan jalur Pantura.

Namun saat itu, tol tersebut baru dibuka setengahnya, yakni Pejagan-Brebes Timur.

Sebagaimana namanya, jalan tol diprediksi akan bebas hambatan, sehingga menarik animo masyarakat khususnya kendaraan roda empat untuk melintasi tol. Alhasil, di tanggal tersebut jalan tol terpantau ramai.

Hingga akhirnya, 'bencana' pun tiba. Di ujung jalan tol yang belum tersambung itu hanya ada satu pintu tol, yakni Brebes Timur atau biasa disingkat Brexit.

Jadi, semua kendaraan menumpuk di sana. Parahnya lagi, tak lama setelah pintu tol ada persimpangan yang mempertempukan arus kendaraan yang datang dari arah Cirebon lewat Pantura.

Alhasil, pertemuan dua arus itu menimbulkan kemacetan hebat. Jalan tak bisa menampung volume kendaraan.

Mengutip DetikX, panjang kemacetan di jalur Pantura lebih dari 20 km. Sedangkan kemacetan yang terjadi di jalan tol terbentang sepanjang 25 km, yang mengular mulai dari Gerbang Tol Brebes Timur hingga kawasan Kanci, Cirebon.

Selain karena pertemuan dua arus itu, faktor lain yang membuat kemacetan parah di Brexit. Ini adalah pihak kepolisian gagal mengantisipasi lonjakan volume kendaraan yang datang secara serentak pada arus mudik 2016.

Apalagi, gerbang tol Brebes Timur sendiri bukan untuk didesain sebagai gerbang tol besar, melainkan gerbang tol kecil.

Alhasil, sepanjang jalur kemacetan itu banyak pengendara yang lelah. Mobil-mobil pun banyak yang mogok.

Tercatat ada 17 orang tewas dalam kemacetan ini dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit. Penyebab korban meninggal dunia bermacam-macam, mulai akibat serangan jantung, keracunan karbon dioksida, hingga kelelahan.

Setelah dua hari dua malam, kemacetan akhirnya terurai juga. Ini usai petugas kepolisian memberlakukan one way di Pantura.


(chd/chd)
Pages