
RAAM Milik Punjabi Mau IPO, Harganya Premium!

- RAAM tidak terlalu kompetitif untuk bersaing dengan pesaingnya, hanya sedikit dari filmnya yang mampu mencapai blockbuster
- Potensi terjadi gelombang covid selanjutnya yang bermunculan varian baru menjadikan permintaan industri kreatif berpotensi kembali menurun
- Valuasi relative mahal, di tengah kinerja yang sedang berada di titik tertingginya. Ketika perusahaan tidak mampu bertumbuh lagi atau sustain mempertahankan kinerja, harga saham berpotensi anjlok.
Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Tripar Multivision Plus Tbk. (RAAM) didirikan tahun 1990 yang berfokus di sektor produksi video dan segala macam usaha yang bersangkutan, seperti memperdagangkan, mengedarkan hasil dari usaha tersebut, baik dalam negeri maupun luar negeri. Perseroan yang dimiliki oleh Mr Raam Jethmal Punjabi berencana mendaftarkan bisnisnya di bursa efek atau melakukan skema initial public offering (IPO) di harga Rp 224-250 per lembar.
Produk
- Produksi Sinetron TV & Web Series
![]() Source: Prospektus |
- Bioskop
![]() Foto: CNBC Source: Prospektus |
Pemegang Saham Sebelum IPO
Shareholder | Ownership Percentage |
Mr. Ram Jethmal Punjabi | 99,05% |
PT Tripar Multi Image | 0,95% |
Pemegang Saham setelah IPO | |
Mr. Ram Jethmal Punjabi | 84,19% |
PT Tripar Multi Image | 0,81% |
Masyarakat | 15% |
Skema Penawaran Umum
- Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebanyak-banyaknya banyaknya 929.200.000 saham biasa atas atau sebanyak-banyaknya 15,00% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Penawaran Umum Perdana Saham
- Nilai Nominal: Rp 60,-
- Harga Penawaran : Rp224 - Rp250,
- Jumlah Penawaran Umum: Sebanyak-banyaknya Rp232.300.000.000
- Tanggal Penawaran Umum 3 - 5 Mei 2023
- Tanggal Pencatatan di BEI: 9 Mei 2023
Tujuan dan Rencana penggunaan dana hasil penawaran umum
- Sekitar 81,6% digunakan untuk modal kerja perseroan: pembiayaan produksi film/web series/sinetron dan lainnya
- Sekitar 18,4% setoran modal untuk PT. Platinum Sinema (kepemilikan saham 99,99%) untuk membangun dan mengoperasikan satu teater baru di kebumen. Sinema ini direncanakan untuk mulai beroperasi pada 2Q2023.
- 3 teater baru dalam proses perolehan izin PKKPR dan NIB yang direncanakan beroperasi tahun 2023 di Banyuwangi, Tabanan, Kualakapuas
- 5 teater baru dalam proses perolehan izin PKKPR dan NIB yang direncanakan beroperasi tahun 2024 di Garut, Padang Sidempuan, Bondowoso, Demak, Pangkalan Bun.
Data Historis Pendapatan dan Laba
(dalam miliar rupiah)
Pendapatan dan Laba Segmen 2022 | Sinetron | Digital | Film | Tiket | Makan dan Minum |
Pendapatan | 125 | 19.4 | 48.49 | 31 | 2 |
Laba Segmen | 67 | 18.8 | 23.72 | 13.5 | -0.115 |
%GPM | 54% | 97% | 49% | 44% | -6% |
Persentase segmen laba RAAM terbesar berasal dari pendapatan digital sebesar 97%. Melihat lebih lanjut, perseroan mampu meningkatkan pendapatan digital secara signifikan pada 3Q2022.
Bisnis perusahaan yang memiliki persetase gross profit margin terbesar berasal dari segmen digital. Secara pendapatan segmen, bisnis digital berada di posisi keempat, hanya lebih tinggi dari makanan dan minuman. Namum, tingginnya GPM membuat laba segmen digital berada di posisi ketiga, di atas makanan minuman dan tiket.
Tahun | Sinetron | Digital | Film | Tiket | Makanan dan Minuman |
2020 | 99,5 | 6,4 | 37,2 | 17,2 | 35 |
2021 | 162 | 9,6 | 22,4 | 11,5 | 3.9 |
3Q2022 | 125 | 19 | 48 | 31 | 2 |
Utang usaha/supplier dari RAAM:
- Goldenduck Asia 13,9%
- PT Cakrawala Andalas Televisi 13,1%
- Kalingga Murda 6,9%
- Rapi Film 5,8%
Piutang usaha/konsumen
- Digi Bintang Sinergi 43,3%
- Cakrawala Andalas Televisi 34,1%
- Amazon.com 12,9%
- Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh 2%
- Vidio dot com 1,9%
- LInknet 1,7%
Valuasi
Valuasi | |
PE Ratio | 18,05-20,14 |
PBV Ratio | 1,51-1,69 |
Efficiency & Effectiveness |
|
NPM (Quarter) | 57,86% |
ROA | 8,81% |
ROE | 9,18% |
Financial Health |
|
DER | 0,22 |
Quick Ratio | 2,14 |
Current Ratio | 2,16 |
Secara valuasi, SLIM tergolong cenderung mahal, mengingat kinerja perusahaan tahun 2022 tidak membukukan pertumbuhan kinerja. Secara prospek, perusahaan ini juga dapat tergolong dalam kategori siklikal, bergantung pada permintaan customer ke depan.
Prospek & Risiko
Prospek
- Jumlah penonton film Indonesia sudah mengalami recovery sejak pandemi Covid-19, peningkatan jumlah penonton film lebih dari 1 juta penonton, pertumbuhan layar bioskop
- Perusahaan berencana membagikan dividen mulai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023, sebanyak-banyaknya 40% dari laba bersih.
Risiko
- Persaingan usaha, tahun 2019 ada 1 film peringkat 8, 2020 peringkat 5, 2021 tidak masuk dalam peringkat, dan 2022 peringkat 13.
- Risiko kredit, Pelanggan tidak mampu mengembalikan utangnya, sehingga perseroan terpaksa menjual paksa produky
- Risiko likuiditas, sehingga investor berpotensi tidak dapat keluar dari saham ini.
Layak beli atau tidak?
RAAM memiliki usaha dan bisnis yang cukup baik mengingat industri kreatif memerlukan reputasi dan relasi industri untuk mampu memasarkan konten produknya. Namun, secara peringkat, film-film dari RAAM sudah mampu mencetak film yang masuk ke blockbuster.
Jumlah penonton film dari MVP pictures tertinggi pada tahun 2019 dengan total 1,7 juta atau memiliki pangsa pasar sebesar 5,83%. Tahun 2020 menjadi titik tertinggi secara pangsa pasar, MVP Pictures berkontribusi sebesar 6,92% atau 834 ribu penonton.
Secara segmen pendapatan, emiten RAAM akan menjadi menarik jika mampu meningkatkan pendapatannya dari segmen bisnis digital. Tingginya persentase GPM dari segmen tersebut akan berperan signifikan terhadap laba bersih perseroan jika pendapatannya bertumbuh.
Meskipun terus bertumbuh, segmen digital belum berkontribusi signifikan. Secara pendapatan, masih berada di posisi ke-4 dan secara laba segmen masih berada di posisi ke-3.
Secara valuasi, perusahaan ini juga tergolong memiliki harga premium. Pendapatan dan laba bersih perusahaan berada di titik tertinggi saat ini. Kinerja perusahaan saat ini berada di titik tertinggi, sehingga perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja atau setidaknya mempertahankan.
Jika tidak mampu bertahan, emiten RAAM berpotensi untuk mengalami penurunan kinerja yang otomatis berdampak pada pergerakan harganya. Layakkah berinvestasi di RAAM? Keputusan ada pada keyakinan Anda masing-masing.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)