IPO Melesat, RAAM Agresif Kembangkan OTT dan Bioskop

mza, CNBC Indonesia
26 June 2023 15:40
Emiten Milik Raam Punjabi IPO, Sahamnya Layak Koleksi? (CNBC Indonesia TV)
Foto: Emiten Milik Raam Punjabi IPO, Sahamnya Layak Koleksi? (CNBC Indonesia TV)
  • Laba bersih PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) melesat 252% secara tahunan, didukung oleh pertumbuhan setiap segmen.
  • Emiten RAAM sangat undervalue jika dibanding kompetitornya, PT MD Pictures Tbk (FILM)
  • RAAM berpotensi mengalami pertumbuhan pesat disebabkan oleh prospek industri yang membaik didukung 'endemi' dan secara makro.

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) baru saja melantai di bursa melalui skema initial public offering pada 8 Mei 2023. Harga saham RAAM langsung melesat sejak awal diperdagangkan di bursa. Per hari Kamis (22/6/2023), RAAM telah mengalami lonjakan harga saham 153,42% sejak pertama melantai di bursa.

Kenaikan harga saham RAAM bukan tanpa sebab, emiten yang bergerak di industri perfilman tanah air ini mampu membukukan pertumbuhan kinerja yang signifikan pada tahun 2022. Pendapatan perseroan mengalami lonjakan 54% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp 321 miliar.

Peningkatan kinerja didukung oleh efisiensi dan pertumbuhan dari segmen yang memiliki margin tinggi, sehingga margin laba bersih menjadi 27,1% dibanding 12,8% (2021). Kinerja luar biasa perseroan berbuah manis dengan peningkatan laba bersih 225%, menjadi Rp 87,2 miliar.

Pendapatan bertumbuh Pertumbuhan harga saham disebabkan oleh kinerja perusahaan dari setiap segmen yang melesat signifikan.

Pertumbuhan didukung oleh peningkatan penjualan sinetron 24% yoy, menjadi Rp 201 miliar. Segmen ini merupakan sumber pendapatan utama perseroan dengan kontribusi sebesar 63%.

Segmen selain sinetron bahkan mengalami pertumbuhan yang sangat baik mencapai ratusan persen, namun dengan kontribusi yang tidak begitu signifikan. Segmen yang mengalami pertumbuhan secara jumlah terbesar setelah sinetron, yaitu film, tiket bioskop, digital, dan makanan.

Kinerja pertumbuhan pendapatan atau sisi topline tidak akan berarti, jika tidak memiliki beban pokok penjualan (COGS) yang tinggi. Secara laba kotor segmen yang paling menguntungkan yaitu digital, makanan bioskop, film, sinetron, dan tiket.

Berdasarkan hal tersebut, segmen digital yang memiliki margin laba kotor (GPM) 94% akan menjadi faktor yang signifikan untuk kinerja RAAM di masa mendatang, mengingat segmen ini mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 146%.

Peluang pengembangan OTT

Melansir annual report, perseroan berencana masuk ke layanan Over The Top (OTT) atau media penawaran konten langsung ke penonton pada 2024. Inovasi OTT atau yang biasa disebut streaming online sedang menjadi industri yang diminati konsumen konten.

Menurut data The Trade Desk dan Kantar, 1 dari 3 orang Indonesia menonton konten OTT dengan rata-rata 41,4 jam per bulannya. Pandemi yang sudah mereda tidak menurunkan minat konsumsi OTT.

Riset ini juga menunjukkan terdapat pertumbuhan 40% yoy, yang menjadikan Indonesia pemimpin dan pasar OTT terbesar di Asia Tenggara. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat 83 juta konsumen OTT dengan total 3,5 miliar jam per bulannya.

Hal ini berpotensi menjadi peluang untuk RAAM menawarkan kontennya di platform-nya sendiri untuk konsumen domestik maupun mancanegara. Potensi keuntungan tersebut juga sudah tercermin dari laba kotor RAAM pada segmen digital yang memiliki GPM 94%.

Tidak hanya itu, platform OTT akan mendukung pemberatasan pembajakan, sebab penonton dapat mengakses konten kapan saja dan di mana saja. Selain itu, teknologi Digital Cinema Package (DCP) akan membantu meminimalisir risiko pembajakan. Hal ini juga didukung oleh komitmen pemerintah dengan mengurangi dan menghapus konten bajjakan sesuai pasal 32 dan 48 UU ITE serta pasal 113 UU HAM.

Bioskop dengan niche di kota kecil

Source: ProspektusFoto: CNBC
Source: Prospektus

RAAM mengoperasikan bioskop yang terletak di kota kecil dengan nama Platinum Cineplex. Hal ini menjadi keunggulan perseroan, sehubungan hiburan kota kecil yang terbatas dan masih sedikitnya penetrasi di kota kecil. Melansir prospektus, kota dengan pendapatan bioskop Platinum Cineplex terbesar yaitu Lahat, Baturaja, dan Magelang

Kelebihan tersebut mendorong RAAM dapat menguasai pasar kota tersebut dan warga sekitar memiliki ketertarikan yang cukup tinggi. RAAM juga dapat menyesuaikan konten yang relatif lebih murah akibat penonton tidak memiliki cukup pilihan.

Hal ini menjadi keuntungan perusahaan untuk mendapatkan margin tinggi dengan rendahnya kompetisi, mengingat mayoritas industri bioskop mengoperasikan bioskopnya di ibu kota provinsi.

'Endemi' menjadi sentimen positif industri kreatif

Industri film tanah air masih cukup tertekan akibat pandemi covid-19. Namun, emiten ini masih mampu membukukan pertumbuhan kinerja pada tahun 2022 seiring meredanya pandemi.

Peluang pertumbuhan kinerja RAAM diperkuat dengan keputusan pemerintah Indonesia pada Rabu (21/6/2023) bahwa status pandemi di Indonesia dicabut pasca menghadapi krisis kesehatan selama tiga tahun.

Melansir Sekretariat Kabinet, Keputusan tersebut diambil, mengingat angka konfirmasi kasus covid-19 tanah air yang mendekati nihil. Selain itu, Presiden Joko Widodo menyatakan "hasil Serosurvei menunjukkan 99% masyarakat Indonesia memiliki antibodi covid-19."

Status berakhirnya pandemi atau 'endemi' menjadi sentimen positif untuk industri kreatif tanah air. Kebijakan PSBB dan lockdown menekan masyarakat untuk tinggal di rumah, sehingga banyak aktivitas harus dilakukan secara daring, bahkan dibatalkan.

Membaiknya pandemi menjadi sentimen positif mengingat aktivitas industri kreatif dapat kembali menarik, baik dari pengunjung bioskop hingga penjualan konten.

Valuasi

RAAM memiliki valuasi yang jauh dapat dikatakan undervalue jika dibandingkan dengan kompetitornya, MD Pictures (FILM). Secara efektivitas dan kesehatan keuangan, kedua emiten ini memiliki nilai yang cukup baik dan sehat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, investasi RAAM akan jauh memiliki risiko rendah mengingat valuasinya yang jauhi lebih murah jika dibanding FILM. Namun, investor perlu memperhatikan bahwa saham RAAM akan berpotensi melesat, jika perseroan mampu mempertahankan efisiensi dan mengalami pertumbuhan layaknya periode 2021-2022.

Layakkah Investasi?

RAAM yang bergerak di industri produksi konten dan penayangan di bioskop memiliki prospek usaha yang menarik di tengah transisi perilaku konsumen yang serba digital. Perseroan yang merencanakan pengembangan OTT akan memiliki prospek cerah, mengingat minat konsumsi OTT Indonesia yang sangat tinggi.

Selain itu, perseroan yang juga menjalankan bisnis bioskop memiliki keunggulan kompetitif yang juga cukup baik, mengingat memiliki niche di kota kecil. Hiburan kota kecil yang terbatas dan jumlah bioskop yang sedikit menjadikan bioskop Platinum Sinema milik RAAM berpotensi memonopoli bisnis.

Di sisi lain, pandemi yang mulai mereda akan mendorong masyarakat untuk dapat kembali menikmati industri kreatif seperti bioskop. Meskipun begitu, endemi tidak mampu menghentikan minat masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan platform OTT. Hal ini didukung dari adanya pertumbuhan pengguna OTT 40% secara tahunan (yoy).

Meskipun saat ini memiliki valuasi premium, prospek pertumbuhan bisnis RAAM dari platform OTT kedepan (2024) menjadikan emiten ini memiliki perhitungan layaknya emiten teknologi. Hal ini serupa dengan keberhasilan Netflix yang telah bertumbuh 13.000% sejak awal mengenalkan produk OTT pada 2007 silam. Bahkan, titik tertinggi Netflix memberikan imbal hasil mencapai 20.000% dalam periode 2007-2021.

Tidak hanya itu, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi di tengah era suku bunga tinggi menjadi kesempatan untuk industri kreatif. Kontribusi subsektor industri kreatif yang tinggi terhadap PDB nasional, menjadikannya peringkat 3 di bawah AS dengan Holywood dan Korea Selatan dengan K-pop dan drama Korea (Drakor). Proyeksi pertumbuhan OTT dan industri televisi ke depan menjadi gambaran kesuksesan RAAM.

Berdasarkan hal tersebut, saham RAAM layak untuk dikoleksi jangka panjang selama perusahaan masih bisnis perseroan masih sejalan.

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation