IPO Watch

Produsen Ban (TYRE) Mau IPO, Awas "Gelinding" ke Gocap!

Robertus Andrianto & Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
11 April 2023 12:50
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Bisnis ban luar lebih menguntungkan dibanding ban dalam dan perusahaan mampu memaksimalkan peluang tersebut
  • Secara valuasi kinerja TYRE cukup baik dan relatif murah jika dibanding kompetitor yang sedang mengalami kerugian
  • Secara industri sedang tidak diuntungkan akibat risiko bisnis manufaktur ban.

Jakarta, CNBC Indonesia - PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE) bergerak di bidang industri ban sejak tahun 1977. Pendirian perseroan dilaksanakan tahun 2010 yang berfokus pada kegiatan usaha ban dalam sepeda, motor, mobil, truk dan ban luar motor dengan merek dagang Kingland.

Perusahaan telah mendistribusikan produk ke seluruh provinsi di Indonesia melalui jaringan distribusinya. Perusahaan juga menjadi supplier ban Original Equipment Manufacture (OEM) ban luar motor dan sepeda di Indonesia.

Macam-Macam Produk TYRE

TYRE memiliki beberapa merek dagang untuk ban yang sesuai dengan kegunaannya masing-masing, dengan merek ban dalam diantaranya Kingland genuine, premium, racing, atlantis dan ban luar dengan merek UKL.

Ringkasan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)

Jumlah saham yang ditawarkan

700 juta saham baru

Persentase saham yang ditawarkan

20,13%

Nilai nominal

Rp50

Harga penawaran

Rp108-138

Nilai emisi

Rp75,6-96,6 miliar

Masa penawaran umum

27 April - 2 Mei 2023

Tanggal pencatatan

4 Mei 2023

Ratio Waran

2:1

Harga Exercise atau pelaksanaan

Rp150

Penjamin Emisi Efek

PT Victoria Sekuritas Indonesia

Bahan utama pembuatan ban adalah karet alam. Perseroan juga memerlukan bahan baku lain, seperti Filler, Chemical, Oil, Wire, dan Canvas, baik dari lokal maupun luar negeri yang mayoritas diimpor dari China.

Dana penggunaan hasil IPO akan dimanfaatkan untuk modal kerja yaitu pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Alih-alih ekspansi produksi ban untuk motor listrik, dana jumbo hasil IPO tersebut hanya sebagai modal kerja. Atau jika terlalu jauh, minimal untuk menambah kapasitas produksi ban luar di saat motor-motor anyar sudah menggunakan tubeless atau tanpa ban dalam.

Berdasarkan prospektus, PT King Tire memproduksi sebanyak 2,6 juta unit ban luar hingga September 2022 dengan tingkat utilisasi sebesar 74,26%. Sementara untuk ban dalam perusahaan mampu memproduksi sebanyak 7,1 juta unit hingga September 2022 dengan tingkat utilisasi 71,12%.

Tingkat utilisasi tersebut berada di bawah tiga tahun terakhir yakni pada angka 91% hingga 95%.

Produksi ban dalam dibandingkan ban luar yang lebih tinggi sejalan dengan permintaan ban dalam yang juga tinggi.

Per September 2022, jumlah volume penjualan ban luar tercatat 7,05 juta unit dan ban luar sebesar 2,5 juta unit.

Ada risiko penurunan permintaan terhadap ban dalam di masa depan seiring motor keluaran baru dari pabrik yang menggunakan jenis ban tubeless.

Belum lagi nanti banjir motor listrik yang juga menggunakan ban jenis tubeless. Perusahaan harus mampu memenuhi permintaan tersebut jika tidak ingin jauh ketinggalan dari para pesaingnya.

Motor-motor baru yang saat ini menggunakan ban tubeless tentu saja akan meningkatkan permintaan jenis ban tersebut. Hal ini juga sudah terlihat dari pertumbuhan volume penjualan ban luar perusahaan.

Segmen Pendapatan

Ban Luar merupakan bisnis yang lebih profitable dari hulu hingga hilir. Sepanjang 2019-2022 performa ban luar belum pernah dikalahkan ban dalam.

Secara pertumbuhan, bisnis ban luar mengalami bertumbuh mampu bertumbuh signifikan. Bahkan, kinerja perusahaan September 2022 sudah mendekati kinerja tahunan 2021.

Kapasitas Produksi

TYRE
Foto: CNBC
TYRE

TYREFoto: CNBC
TYRE

Ban Luar memiliki bisnis yang cenderung lebih menguntungkan. Secara kapasitas dan total produksi, ban luar cenderung konsisten meningkat. Sedangkan, bisnis ban dalam memiliki kapasitas yang cukup besar hingga 10 juta, namun cenderung lebih menurun.

Komparasi Valuasi

TYRE yang bergerak di bidang pembuatan ban memiliki beberapa bisnis pesaing, baik sudah publik maupun private. Analisis data keuangan dapat dilakukan dengan perusahaan terbuka yang telah meng ekspos datanya.

  1. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
  2. PT Suryaraya Rubber Industries
  3. PT Multi Strada Arah Sarana Tbk (MASA)
  4. PT Industri Karet Deli
  5. PT Kenda Rubber Indonesia

Berdasarkan data tersebut, perusahaan ban yang sudah terbuka yaitu GJTL dan MASA.

TYRE

GJTL

MASA

Valuation

PE Ratio

21-26 kali

-11 kali

47 kali

PBV Ratio

1,98-2,53 kali

0,28 kali

7,80 kali

Effectiveness

GPM (Quarter)

16,04%

14,30%

12,02%

NPM (Quarter)

4,46%

-0,27%

-12,10%

ROA (TTM)

5,29%

-0,95%

11,43%

Financial Health

DER

1,00

1,63

0,43

Current Ratio

1,49

1,67

1,41

Valuasi perusahaan masih cenderung mahal dibanding rata-rata IHSG, meskipun secara data keuangan perusahaan memiliki kinerja yang terbaik.

Industri ban tahun 2022 menghadapi masalah. TYRE secara jumlah produksi juga mengalami penurunan namun dapat membukukan kinerja yang terbaik secara efektivitas dan efisiensi.

Kinerja ini menunjukkan TYRE berada di sektor yang sedang memiliki siklus yang tidak baik, tetapi mampu bertahan.

Prospek dan Risiko

  • Perkembangan jumlah kendaraan bermotor dari 2018-2021 selalu mengalami pertumbuhan secara tahunan. TYRE sebagai industri pendukung akan kecipratan keuntungannya akibat ban merupakan komponen utama dalam pembuatan kendaraan bermotor.
  • Peningkatan konsisten penjualan ban luar secara domestik secara tahunan.
  • Peningkatan konsisten ban luar untuk ekspor.
  • Perusahaan melakukan ekspor ban luar pertama kali.

Risiko

  • Valuasi yang cenderung mahal untuk perusahaan yang berada di industri siklikal.
  • Risiko bahan baku.
  • Risiko nilai tukar mata uang.
  • Risiko persaingan usaha.

Layak Beli atau Tidak? 

TYRE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur ban hingga distribusinya, maka terdapat potensi ekspansi bisnis dari segmen tersebut.
Uniknya, dana penggunaan hasil IPO tidak ada rencana untuk digunakan sebagai belanja modal, tetapi hanya digunakan untuk modal kerja.

Pengelolaan dana manajemen terlihat cukup pasif, padahal tahun 2019 secara utilisasi mesin sudah mencapai 85% ke atas.

Secara pertumbuhan bisnis, TYRE mampu menunjukkan kinerjanya yang konsisten bertumbuh dari tahun 2019-2021. Secara pertumbuhan data keuangan, belum terdapat faktor yang kuat perusahaan mampu memiliki kinerja yang sustain.

Di sisi lain, valuasi TYRE tergolong cukup premium untuk perusahaan yang memiliki faktor siklikal, khususnya di perubahan harga bahan baku karet.
Kenaikan harga karet berpotensi meningkatkan beban pokok penjualan, sehingga terjadi penurunan performa. Apabila hal tersebut terjadi, pasar tidak lagi mengapresiasi kinerjanya.

Depresiasi pasar akan mendorong harga sahamnya berisiko jatuh dan tidur di harga Rp50 per lembar, mengingat harga penawaran IPO berada di 108-138.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation