
Awas! Duet Fed & Resesi Bisa Bikin Pasar Modal Global Rungkad

Secara umum, investor akan merespons pergerakan Wall Street pada Senin waktu AS dan sejumlah bursa Asia hari ini.
Selain itu, data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu, yang menunjukkan angka positif, masih akan menjadi perhatian seiring akan meningkatkan ekspektasi investor bahwa The Fed akan mengerek suku bunga pada rapat Mei mendatang.
Kemudian, dari AS, kick off musim laporan keuangan kuartal I 2023 akan dimulai pekan ini, dengan bank-bank kakap menjadi nama-nama awal yang merilis kinerja teranyar.
Ini akan menjadi ujian selanjutnya buat pasar saham AS, seiring investor akan melihat apakah saham-saham AS akan tetap kokoh di tengah potensi tergerusnya laba.
Mengutip laporan Wall Street Journal (WSJ) (9 April 2023), para analis memproyeksikan perusahaan AS yang tergabung dalam indeks S&P 500 akan mengalami penurunan laba kuartalan.
Mengacu data FactSet, laba kuartal I 2023 perusahaan Negeri Paman Sam tersebut diproyeksikan akan turun 6,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Ini bakal menjadi penurunan laba terdalam sejak kuartal kedua 2020, ketika datangnya pandemi Covid-19 kala itu membuat kontraksi laba hingga 32%.
"Dari perspektif laba perusahaan, kita sudah dalam resesi," kata head of equity di Brown Advisory Eric Gordon, dikutip WSJ.
Perusahaan AS memang mengalami tahun yang sulit seiring inflasi meninggi yang berimbas pada kenaikan suku bunga hingga kegagalan bank terbesar sejak 2008 di awal Maret ini.
Pada minggu ini, bank besar AS akan menjadi pembuka musim laporan keuangan-mulai dari JPMorgan, Citigroup, hingga Wells Fargo.
Sektor perbankan, yang menjadi sorotan akibat kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dkk, akan menjadi perhatian utama investor seiring apakah para bos bank akan menahan pertumbuhan kredit ke depan yang berpotensi menggerus profit.
Menurut estimasi analis dari Refinitiv I/B/E/S, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (10/4), mayoritas bank Wall Street kemungkinan akan melaporkan laba kuartalan yang lebih rendah, dampak krisis perbankan dan perlambatan ekonomi.
Analyst Refinitiv menyebut, laba per saham (EPS) enam bank terbesar AS diramal akan turun 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menariknya, dengan kondisi tersebut, saham AS sejatinya masih dalam momentum rebound tahun ini, dengan indeks S&P 500 menguat hampir 7% year to date (YtD).
Untuk itu, penguatan indeks saham AS bakal kembali menghadapi reality check atau ujian dari potensi penurunan laba perusahaan di 3 bulan pertama tahun ini.
Selain musim keuangan, akan ada sejumlah rilis data ekonomi makro hari ini.
Sebut saja, indeks keyakinan konsumen Australia per April yang akan dirilis pada Selasa pagi, 07.30 WIB dan keyakinan bisnis Australia per Maret yang akan disiarkan pada 08.30 WIB.
Di samping itu, tingkat inflasi tahunan China per Maret 2023 juga akan dirilis pada 08.30 WIB. Ekonom yang dihimpun Tradingeconomics memproyeksikan inflasi China naik menjadi 2,0%.
Dari dalam negeri, akan dirilis pula Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Maret 2023 yang diproyeksikan akan turun menjadi 113, dari sebelumnya 122,4.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Rilis Data & Indikator Ekonomi
(trp/trp)