
Jadi Alasan THR PNS Tak 100%, Kondisi Ekonomi Seburuk Itu?

IMF melakukan revisi ke atas menyusul semakin meredanya eskalasi perang Rusia-Ukraina serta langkah China untuk membuka perbatasan.
IMF juga memperkirakan tidak akan terjadi resesi di wilayah Eropa tetapi hanya perlambatan ekonomi.
IMF memproyeksi jika China akan tumbuh 5,2% pada tahun ini dan akan menyumbang sepertiga pertumbuhan ekonomi global. Bandingkan dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang hanya 10%.
Menggeliatnya ekonomi China tentu saja sangat menguntungkan Indonesia. Pasalnya, Tiongkok adalah mitra dagang utama Indonesia dan salah satu investor terbesar.
3. Kebijakan moneter global dan Indonesia
Lonjakan inflasi pada tahun lalu memaksa bank-bank sentral di dunia untuk mengerek suku bunga acuan.
Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 475 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0%. Bank sentral Eropa juga sudah mengerek suku bunga acuan hingga 350 bps sepanjang tahun ini menjadi 3,5%.
Bank Indonesia sendiri sudah mengerek suku bunga acuan hingga 225 bps menjadi 5,75%. Kenaikan suku bunga dikhawatirkan akan membuat permintaan kredit dan ekonomi tertekan.
Kenaikan suku bunga The Fed akan banyak berdampak ke ekonomi AS. Ekonomi Negara Paman Sam diproyeksi melambat menjadi 1,4% pada 2023, dari 2,1% pada 2022.
3. Inflasi
Inflasi Indonesia sempat melonjak menjadi 5,95% (yoy) pada September 2022 karena kenaikan harga BBM subsidi. Namun, inflasi melandai ke 5,47% (yoy) pada Februari tahun ini.
Bank Indonesia bahkan optimis jika inflasi akan berada di kisaran 3% sebelum September 2023. Melandainya inflasi akan menjadi keuntungan karena konsumsi diperkirakan akan naik.
4. APBN
APBN masih mencatatkan surplus sebesar Rp 131,83 triliun atau 0,63% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada Januari-Februari 2023.
Surplus sangat besar karena pendapatan negara sudah mencapai Rp 419,64 triliun sementara belanja baru menembus Rp 287,81 triliun.
Tahun lalu, APBN sanggup mencatatkan surplus hingga Oktober. Lonjakan harga komoditas membuat penerimaan negara naik berlipat.
Pemerintah bahkan sanggup memenuhi target penerimaan pajak pada tahun lalu. Pendapatan pajak Rp 1.716,8 triliun atau 115,6% dari target.
Namun, kondisi APBN pada tahun lalu diperkirakan tidak akan mendapatkan kemewahan dari harga komoditas.
Harga komoditas andalan Indonesia seperti batu bara dan minyak sawit mentah sudah melandai.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)