Newsletter

Ada Hikmah Dibalik Kolapsnya SVB & Krisis Perbankan AS-Eropa

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 March 2023 06:00
Silicon Valley Bank
Foto: AP/Jeff Chiu

Pergerakan Wall Street menunjukkan belum stabilnya sentimen pelaku pasar pasca krisis yang melanda sektor perbankan. Dari Eropa, saham Deutsche Bank kembali mengalami pelemahan, tetapi semua bursa utama mampu menguat tipis.

Pergerakan tersebut tentunya membuka ruang berlanjutnya penguatan IHSG, rupiah hingga SBN. Apalagi jika melihat fundamental dalam negeri yang berbeda dengan Barat yang masih berkutat dengan inflasi tinggi.

Selain itu, dibalik gonjang-ganjing sektor perbankan di Amerika Serikat dan Eropa ada kabar baik yang terselip. Bank sentral AS (The Fed) sudah memberikan tandanya.

Pada Kamis (23/3/2023) dini hari waktu Indonesia, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% - 5%.

Dengan demikian dalam satu tahun terakhir The Fed total menaikkan suku bunga sebanyak 9 kali sebesar 475 basis poin. Ke depannya, bank sentral paling powerful di dunia ini melihat rilis data-data ekonomi terbaru akan menentukan akan suku bunga perlu dinaikkan lagi atau tidak.

"Komite pembuat kebijakan akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter," tulis pernyataan The Fed setelah mengumumkan kenaikan suku bunga.

Powell menyoroti kolapsnya Silicon SVB membuat likuiditas perbankan menjadi lebih ketat, sehingga The Fed yang sebelumnya terlihat akan kembali agresif menaikkan suku bunga mengendurkan langkah tersebut.

Selain itu, perbankan akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit, sehingga inflasi bisa lebih cepat turun.

Pasar kini melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Bahkan banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%.

fedFoto: FedWatch, CME Group

Ekonom terkemuka, Jeremy Siegel juga mensyukuri gonjang-ganjing perbankan terjadi saat ini, jika terjadi belakangan maka suku bunga akan semakin tinggi lagi.

"Jika kisruh perbankan terjadi belakangan, kita akan melihat suku bunga lebih tinggi lagi. Jadi, suku bunga yang lebih rendah menjadi hikmah dari krisis perbankan saat ini," kata Siegel, profesor finansial di Wharton School of Business, sebagaimana dilansir Yahoo Finance, Sabtu (25/3/2023).

Siegel menambahkan dengan kejadian saat ini, dia menjadi lebih optimistis dengan outlook perekonomian pada 2024.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular