FUNDAMENTAL PUNDIT

Setruman dari PLN Turun, Masih Bertenagakah Saham POWR?

Research - Susi Setiawati, CNBC Indonesia
24 March 2023 07:20
Dok.Cikarang Listrindo Foto: Dok.Cikarang Listrindo
  • Pendapatan meningkat 7% namun laba bersihnya justru turun 19%.
  •  Secara valuasi Book Value (BV) dan Price Book Value (PBV) POWR masih terbilang murah.
  •  POWR memperkuat pondasi keberlanjutan melalui digitalisasi dan pengembangan energi terbarukan yang mengedepankan aspek keberlanjutan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten di sektor infrastruktur PT. Cikarang Listrindo Tbk (POWR) telah merilis laporan keuangan tahun 2022. Dimana laba bersih POWR turun berkisar 19% dari Rp1,29 triliun menjadi Rp1,13 triliun.

Penurunan laba bersih bukan berasal dari turunnya pendapatan. Secara pendapatan POWR justru mengalami peningkatan sekitar 7%. Penurunan laba bersih POWR efek dari meningkatkan biaya-biaya yang dikeluarkan POWR sehingga menggerus laba POWR.

Hingga saat ini pergerakan harga saham POWR masih berada di area konsolidasinya. Pada perdagangan Senin (20/3/2023) harga saham POWR bergerak stagnan di harga Rp 655.

Apakah POWR mampu meningkatkan labanya untuk periode 2023? Mari simak.

Pertumbuhan laba tahunan

Melihat dari pertumbuhan laba bersih tahun berjalan POWR dari 2019 hingga 2022 mengalami fluktuatif, begitu juga terhadap pendapatannya.

Laba bersih tahun berjalan pada 2022 turun berkisar 19% dari Rp 1,29 triliun menjadi Rp1,13 triliun.

Secara pendapatan meningkat berkisar 7% dari Rp 7,35 triliun pada 2021 menjadi Rp8,58 triliun [pada 2022. Namun, tingginya beban-beban usaha dimana pada 2021 Rp 76 miliar sementara pada 2022 menjadi Rp 276 miliar. Kenaikan beban usaha inilah yang menggerus laba dari POWR.

Jika investor melihat lebih rinci, penjualan POWR  2022 meningkat dari pelanggan industri dari US$ 425 juta menjadi US$ 476 juta. Sedangkan untuk penjualan dari PLN menurun dari US$ 89 juta menjadi US$ 73 juta.

Kenaikan beban-beban usaha berasal dari peningkatan beban bahan bakar, penyusutan, pegawai, perbaikan dan pemeliharaan serta beban lain-lain.

Valuasi

Secara valuasi Book Value (BV) dan Price Book Value (PBV) POWR masih terbilang murah.

Secara Gross Profit Margin (GPM) POWR memiliki margin yang tidak terlalu buruk di 24,27% dimana itulah angka selisih dari pendapatan dengan beban pokok pendapatannya.

Untuk Net Profit Margin (NPM) POWR juga cukup berada di angka yang baik di 13,18% dalam kemampuan menghasilkan laba.

Secara Return On Equity (ROE) POWR berada di angka yang baik juga di 10,37%. Angka ini sudah berada di atas ROE ideal di 8,32% yang berarti kemampuan dalam mengelola modal terhadap labanya sudah cukup baik.

Untuk Return On Asset (ROA) POWR berada di angka 5,33%. Angka ini hampir menyentuh angka ideal ROA baik di 5,98%. Yang berarti POWR harus meningkatkan pengelolaan aset dalam menghasilkan laba.

Secara Debt to Equity Ratio (DER) POWR berada di angka 94,58%. Angka ini sudah menjadi angka waspada mendekati 100%. Dimana selisih antara modal dengan hutangnya hanya berbeda tipis.

Dan untuk Cash Ratio (CR) POWR berada di angka 557,22%. Angka ini cukup besar, menandakan bahwa likuiditas POWR cukup besar. Kemampuan dalam membayar kewajiban lancar terhadap kasnya dianggap mampu.

Kompetitor

Dalam persaingannya dengan KEEN dan ARKO, PBV murah dipegang oleh POWR dan KEEN. Sedangkan untuk ARKO sudah terbilang mahal dengan PBV di atas 1.

Untuk secara sektoral yakni PER dalam industri kelistrikan bisa dibilang murah jika berada di bawah angka PER 17. Dalam hal ini POWR dan KEEN kembali unggul undervalued, untuk ARKO sudah overvalued dalam sektoral.

Dalam menghasilkan laba bersih atau NPM KEEN lebih unggul di 32,22%, kemudian disusul ARKO 22,62% dan POWR di 13,18%.

Bisnis

PT. Cikarang Listrindo Tbk (POWR) terutama bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik, pemasaran, distribusi dan agen tenaga listrik.

Pembangkitnya berlokasi di Cikarang, Bekasi. Perusahaan merupakan produsen listrik swasta pertama di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan November 1993.

Prospek Bisnis

POWR memperkuat pondasi keberlanjutan melalui digitalisasi dan pengembangan energi terbarukan yang mengedepankan aspek keberlanjutan.

Dalam pengembangan energi terbarukan, Perseroan telah berhasil memasang 12.5 MWp Pembangit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan sebesar 8.8 MWp sedang dalam proses instalasi dan penyelesaian kontrak.

Ini menjadikan total kapasitas PLTS Atap Perseroan mencapai 21,3 MWp, memenuhi target penambahan 10MWp untuk tahun 2022. Dan tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan di tahun 2023 untuk pengembangan energi terbarukan.

Perseroan juga meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan dari bahan bakar nabati seperti cangkang sawit pada boiler CFB di PLTU milik Perseroan.

Bahan bakar nabati ini akan menggantikan sebagian penggunaan batubara dan Perseroan terus menjajaki uji coba atas bahan bakar nabati lainnya seperti serpihan kayu dan bahan bakar nabati lainnya.

Jika melihat pergerakan harga sahamnya, POWR sudah berada di area konsolidasi, dimana sudah keluar dari jalur downtrend. Namun karena kinerjanya belum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan pada 2022. Sehingga investor belum memberikan apresiasi.

Layak Beli atau Tidak?

Jika melihat dari laba bersih POWR yang turun dari meningkatnya biaya-biaya, maka dalam hal ini Perseroan harus mampu mengefisiensikan biaya agar dapat memaksimalkan labanya. Karena secara pendapatan POWR meningkat, hanya tertekan di tingginya biaya-biaya.

Selain itu para investor juga bisa melihat hasil ekspansi POWR dengan energi terbarukan dan penggunaan energi ramah lingkungan, apakah dapat meningkatkan kinerja dari Perseroan atau sebaliknya.

Dan saat ini pergerakan harga saham POWR masih di area sideaway dan belum menunjukan reaksi market, dikarenakan kinerja  2022 belum begitu memuaskan.

Investor bisa menunggu hasil dari ekspansi bisnis POWR pada 2023 dengan melihat hasilnya pada laporan keuangan kuartal I 2023 apakah berhasil meningkatkan laba atau sebaliknya.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)

[Gambas:Video CNBC]