Harga Saham Terjun Pasca Rilis Kinerja, Ada Apa Dengan DRMA?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
08 March 2024 12:55
Ilustrasi Pabrik Sepeda Motor (Dok. AHM)
Foto: Ilustrasi Pabrik Sepeda Motor (Dok. AHM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) merosot pasca rilis kinerja sepanjang 2023 bahkan sudah terjadi selama tiga hari beruntun sejak awal pekan (4 - 6 Maret 2024).

Degradasi harga saham paling dalam terjadi pada pada Selasa (5/3/2024), di mana harga saham DRMA anjlok nyaris 10%. Sederet faktor ditengarai menjadi penyebab membuat harga saham jatuh. Berikut ulasan Tim Riset CNBC Indonesia mengenai saham DRMA.

Kinerja Sepanjang 2023 Masih Moncer

Sebelum membahas pada penyebab harga saham DRMA turun, kita bedah dulu bagaimana dengan hasil kinerja keuangan DRMA sepanjang tahun lalu.

Mengacu data laporan keuangan, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk berhasil melesat 55,2% secara tahunan (yoy) menjadi Rp611,75 miliar pada 2023.

Kenaikan laba juga didorong pendapatan yang meningkat 41,88% yoy menjadi Rp5,54 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,90 triliun.

Dari data diatas juga terlihat secara historis, profitabilitas DRMA saat ini sudah berhasil pulih dari pandemi dan melesat jauh dari level pra-pandemi. Namun, kenapa dengan hasil kinerja setahun yang sangat positif ini tidak direspon baik oleh pasar?

Setelah diusut CNBC Indonesia Research menemukan kinerja DRMA pada kuartal IV 2023 dalam basis triwulan menunjukkan yang paling lemah dalam setahun terakhir.

Result Kinerja Kuartal IV/2023 Paling Lemah Dalam Setahun

Jika menilik kinerja secara kuartalan, DRMA ternyata mencatatkan profitabilitas paling lemah pada kuartal IV 2023. Laba bersih turun nyaris 50% dari Rp174 miliar menjadi Rp92 miliar saja. Pendapatan juga turun dari Rp1,5 triliun menjadi Rp1,29 triliun.

Kinerja kuartal IV tahun lalu berdasarkan data diatas terbilang jadi yang paling lemah selama setahun terakhir. Alhasil margin pun tergerus, margin laba kotor turun ke level 15,6% (vs. 3Q23: 18,9%). Margin laba kotor pada kuartal IV 2023 juga menjadi yang terendah selama 2023.

Valuasi Belum Terlalu Murah

Berikutnya membandingkan secara valuasi, kami melihat DRMA ini belum terlalu bisa dibilang murah. Menggunakan beberapa metrik valuasi relatif, CNBC Indonesia Research melihat valuasi DRMA masih lebih mahal dibandingkan AUTO, tetapi setidaknya masih lebih murah dari SMSM.

Bagaimana Teknikal DRMA?

Secara teknikal dalam basis waktu harian, kami melihat DRMA masih dalam jalur tren penurunan walaupun sudah ada rebound pada Kamis lalu. Tren penurunan potensi membuat DRMA masih bisa lanjut turun menguji support terdekat di 1090.

Akan menarik untuk trading buy jika ada pantulan dari posisi support tersebut atau jika harga bisa breakout dari resistance terdekat di 1210. Namun, jika terjadi sebaliknya strategi sejauh ini lebih baik wait and see dahulu.

DRMA secara teknikal dalam basis waktu harianFoto: Tradingview
DRMA secara teknikal dalam basis waktu harian

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation