FX Insight

Indeks Dolar AS Jeblok 2%, Rupiah ke Bawah Rp 15.300/US$?

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 March 2023 08:50
Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
  • Kolapsnya Silicon Valley Bank membuat The Fed diperkirakan tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga, bahkan Goldman Sachs memprediksi suku bunga tidak akan dinaikkan lagi. 
  • Indeks Dolar AS merosot lebih dari 2% dalam 3 hari akibat kolapsnya SVB
  • Secara teknikal, rupiah memiliki peluang penguatan ke bawah Rp 15.300/US$.

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat 0,55% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.360/US$ awal pekan kemarin. Penguatan tersebut berpeluang berlanjut pada perdagangan Selasa (14/3/2023) melihat indeks dolar AS yang merosot 3 hari beruntun.

Senin kemarin, indeks dolar AS jeblok nyaris 1%, dalam tiga hari total pelemahanya lebih dari 2%.

Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) membuat bank sentral AS (The Fed) diprediksi tidak akan agresif menaikkan suku bunga. Bank investasi Goldman Sachs bahkan memprediksi The Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga.

"Melihat tekanan yang terjadi di sistem perbankan, kami tidak lagi memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada 22 Maret mendatang," kata Jan Hatzius, ekonom Goldman Sachs dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International, Senin (13/3/2023).

Goldman sebelumnya memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin.


Secara teknikal, pelemahan rupiah sebelumnya tertahan resisten rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA 100) di kisaran Rp 15.420/US$ dan Fibonacci Retracement 38,2% di kisaran Rp 15.450/US$.

Area tersebut menjadi resisten kuat, rupiah langsung menguat setelah menyentuh level tersebut.

Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang lama dan mulai menurun.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic berada di wilayah overbought, ruang penguatan rupiah tentunya lebih besar.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.320/US$ - Rp 15.300/US$. Rupiah bisa menguat lebih jauh jika mampu menembus konsisten ke bawah level tersebut.

Sementara selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 15.400/US$, sebelum menguji lagi resisten Rp 15.420/US$ - Rp 15.450/US$.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Minggu Lalu Ngamuk! Rupiah Tembus Rp 15.000/US$ Pekan Ini?


(pap/pap)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading