
Dunia Geger Gara-gara Bos Fed Powell, BI Terancam Ganti Arah

Seperti diketahui, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 menjadi 5,75% pada saat ini. BI memilih menahan suku bunga di level 5,75% pada Februari 2023 dan mengisyaratkan tidak akan ada kenaikan ke depan.
Irman menjelaskan suku bunga acuan BI saat ini di level 5,75% dengan menghitung The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan hingga 5,25%.
Sementara itu, ekspektasi pasar kini sudah bergerak jauh. Setelah pernyataan Powell, pasar kini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 5,75-6,0%.
"Pak Perry (Warjiyo) menyatakan bahwa perkiraan terminal rate The Fed di 5,25% sekarang ada kemungkinan lebih tinggi. Berarti asumsi awal BI juga ada kemungkinan berubah dengan kondisi sekarang," imbuhnya.
Senada, kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memperkirakan BI kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan hingga 50 bps lagi.
"Mungkin saja naikin suku bunga 25-50 bps kalau The Fed agresif," ujar Andry, kepada CNBC Indonesia.
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro juga melihat ada kemungkinan besar BI untuk menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga diperlukan untuk menjaga stabilitas rupiah, menjaga appetite investor, serta mengantisipasi naiknya kembali inflasi inti.
"Stance Fed telah berubah dan ini akan mempersempit yield spread antara aset berdenominasi dolar dan rupiah. Kami memperkirakan BI akan memberi sinyal kenaikan sebagai upaya pre-emptive unuk menjaga stabilitas rupiah," tutur Satria, kepada CNBC Indonesia.
Dia mengingatkan permintaan dolar AS akan meningkat pada periode Mei-Juni untuk pembayaran dividen. Kenaikan permintaan ini akan memberatkan perusahaan jika dolar AS terus menguat.
"Pelaku pasar kini berekspektasi Fed akan menaikkan suku bunga acuan hingga 5,75%. Langkah yang aman bagi BI adalah dengan menaikkan suku bunga acuan hingga 6,50% bps, dimulai dengan 25 bps bulan ini," imbuhnya.
Namun, ekonom Bank Rakyat Indonesia Suryaputra Wijaksana melihat hal yang berbeda. Menurutnya, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan saat ini karena BI sudah ahead the curve.
"Kita prediksi masih stay karena tekanan ke rupiah masih minim dan sebelumnya (BI) sudah ahead of curve," ujar Surya, kepada CNBC Indonesia.
(mae/mae)