
Semua Mata Tertuju ke MH Thamrin

Para investor hari ini mencermati rilis kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan diumumkan siang ini.
Untuk pertama kalinya dalam setengah tahun terakhir, mayoritas pelaku pasar meyakini Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan. BI diharapkan sudah tidak lagi menaikkan suku bunga pada bulan ini.
Kondisi ini berbanding terbalik pada bulan-bulan sebelumnya di mana pasar yakin bank sentral RI akan tetap mengerek 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah antara yang memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan dan yang memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan. Namun, mayoritas melihat BI tidak akan lagi mengerek suku bunga.
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Dua institusi memperkirakan BI akan mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00%.
Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 bps pada periode Agustus 2022-Januari 2023 menjadi 5,75%.
Institusi yang memperkirakan BI akan menahan suku bunga menjelaskan BI akan menahan suku bunga sejalan dengan melandainya inflasi.
Sementara itu, mereka yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga mengatakan masih ada peluang The Fed melanjutkan kebijakan hawkish-nya.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat The Fed berpeluang menaikkan suku bunga tiga kali lagi di tahun ini.
Sementara dari luar negeri, nanti malam akan rilis beberapa data penting yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan The Fed soal suku bunga acuan.
Antara lain inflasi produsen yang diperkirakan naik 0,4% secara bulanan dibandingkan dengan kinerja sebelumnya yang turun 0,5%.
Kemudian klaim awal pengangguran yang diperkirakan akan meningkat menjadi 200.000 pada pekan lalu. Angka ini naik dari pekan sebelumnya yakni 196.000.
(trp)