Market Commentary

5 Saham IPO Terboncos! ARB Terus Sejak Listing

CNBC Indonesia Research, CNBC Indonesia
09 February 2023 11:30
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja beberapa saham IPO di awal tahun 2023 masih belum menggembirakan hingga hari ini. Beberapa saham IPO 2023 bahkan ada yang belum pernah mencetak auto reject atas (ARA) sekalipun, meski sudah diperdagangkan lebih dari tujuh hari terakhir.

Dari sekitar 17 saham IPO 2023, setidaknya ada lima saham yang belum sama sekali mencetak ARA. Bahkan dari lima saham tersebut, ada dua saham yang justru sudah mencetak auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid.

Kelima saham tersebut terpantau pada perdagangan perdananya gagal menembus ARA, mulai dari harga sahamnya yang melesat di bawah 10%, atau di hari perdananya justru sudah menyentuh ARB.

Adapun kelima saham tersebut, yakni:

SahamHarga Saat IniPerubahan Hari IniPerubahan (Sejak IPO)ARA (kali)ARB (kali)
BMBL63-7,35%-66,49%010
NAYZ730,00%-27,00%03
SUNI2980,68%-0,67%01
BEER3741,08%19,09%00
SOUL382,70%-65,45%010

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham emiten bimbingan belajar yakni PT Lavender Bina Cendekia hingga perdagangan sesi I Kamis (9/2/2023) hari ini belum sekalipun mencetak ARA. Tetapi, saham BMBL sudah menyentuh ARB sebanyak 10 kali.

Pada pagi hari ini saja, per pukul 10:22 WIB, saham BMBL terpantau ambles 4,41% ke posisi Rp 65/saham. Dengan ini, maka saham BMBL sudah cukup jauh di bawah harga penawaran perdananya di Rp 188/saham.

Selain saham BMBL, ada pula saham PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) yang juga hingga saat ini masih belum dapat mencetak ARA dan justru sudah mencetak ARB berjilid-jilid.

Saham SOUL sendiri pada pagi hari ini terpantau melesat 2,7% ke posisi Rp 38/saham. Seperti di saham BMBL, harga saham SOUL saat ini juga sudah cukup jauh berada di bawah harga IPO-nya di Rp 110/saham.

Berikutnya ada saham PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) yang juga dalam empat hari perdagangan setelah IPO belum juga mencetak ARA, tetapi justru sebaliknya yakni mencetak ARB sebanyak tiga kali.

Pada hari ini, saham NAYZ cenderung stagnan di level Rp 73/saham dan juga sudah berada di bawah harga IPO-nya di Rp 100/saham. Dalam empat hari perdagangan saja, saham NAYZ sudah terkoreksi 16,67%.

Terpantau, beberapa saham IPO di awal tahun 2023 cenderung sudah mencatatkan kinerja buruknya. Hal ini tentunya berlawanan dengan sifat saham IPO yang biasanya cenderugn berkinerja positif pasca melantai di bursa.

Bahkan, tak jarang saham IPO mencetak ARA berjilid-jilid, setidaknya dalam 2-5 hari beruntun sejak melantai di bursa.

Alasan saham IPO 2023 ini kurang bergairah sepertinya investor hanya memanfaatkan kenaikan sementara dan setelah mendapatkan keuntungan, mereka cenderung langsung melepasnya dan tidak mengoleksinya dengan waktu yang lebih lama.

Beberapa pelaku pasar mungkin cenderung menerapkan strategi trading jangka pendek yakni hanya dalam sehari saja di saham IPO dikarenakan saham tersebut masih belum memiliki trade record dan cenderung sensitif terhadap berbagai sentimen.

Hal ini pun membuat saham-saham IPO 2023 sulit untuk mencetak ARA selama 2-3 hari beruntun. Bahkan pada perdagangan perdananya saja, beberapa saham sulit untuk mencetak ARA.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation