
Harga Saham SOUL Cuma Rp 37, Tapi Tetap Masih Kemahalan!

- SOUL tercatat sebagai saham papan akselerasi dimana asetnya kecil.
- Beberapa harga saham papan akselerasi mempunyai track record yang buruk
- SOUL sudah di harga Rp 37 tapi tetap masih kemahalan.
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham SOUL anjlok sejak hari pertama listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga penutupan perdagangan 08/02/2023 SOUL di tutup di harga Rp 37 yang berarti sudah turun 66,36% dari harga IPO Rp110 pada 6 Januari 2023.
Hanya dalam kurang lebih 1 bulan, investor SOUL merasakan kerugian yang amat dalam. Diketahui lagi SOUL merupakan emiten yang masuk papan akselerasi.
Dimana papan akselerasi adalah papan pencatatan untuk Perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah (UKM), papan ini untuk mendorong lebih banyak UKM yang melakukan penawaran umum perdana sebagai bentuk penggalangan dana untuk ekspansi.
Hal itu menandakan bahwa SOUL memang termasuk salah satu perusahaan yang terbilang masih cukup kecil dari segi aset.
Selain itu, emiten yang masuk papan akselerasi juga cukup diwaspadai oleh para investor, terutama ketika harga sahamnya turun terus diiringi dengan penurunan kinerja. Batasan harga saham terendah di papan akselerasi bisa sampai Rp 1/saham.
Saat ini harga saham SOUL sudah berada di bawah Rp50. SOUL bisa saja terdorong hingga mendekati harga terendahnya.
Lalu apa yang membuat harga saham SOUL jatuh cukup dalam?
Mari bahas secara valuasi terlebih dahulu.
Rasio | |
BV | 15.46 |
PER | 55.88 |
GPM | 59.34% |
NPM | 9.39% |
ROE | 2.90% |
ROA | 2.60% |
DER | 11.99% |
CR | 1.32% |
Harga Saham | 38 |
Nilai wajar atau Book value (BV) dari SOUL berada di angka Rp15.46 sedangkan harga saham pada penutupan perdagangan 08/02/2023 di harga Rp37 dan harga IPO berada di 110. Jadi wajar saja jika saat ini harga SOUL turun karena mengejar harga wajar saham itu sendiri.
Namun tunggu dulu, faktor penurunan bukan hanya mengejar harga wajarnya, namun harus melihat dari sisi lainnya.
Secara PER SOUL berada di angka 55.88. Sedangkan PER untuk industri sejenis produsen air minuman dalam kemasan berada di 22. Hal ini menandakan bahwa PER SOUL 2 kali lipat lebih mahal.
Namun kalau dilihat dari Gross Profit Margin (GPM), SOUL cukup baik karena berada di angka 59,34%. Hal ini menandakan bahwa efisiensi SOUL dalam mendapatkan keuntungan antara selisih penjualan barang dengan biaya produksinya cukup besar.
Dari sisi Net Profit Margin (NPM), SOUL berada di angka 9,39%. Hal ini juga terbilang cukup baik, karena di atas rata-rata 5%. Menandakan bahwa persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan cukup optimal.
Return On Equity (ROE) SOUL berada di angka 2,90%. Angka ini masih di bawah rata-rata sektoral dimana 8,32%. Hal ini menandakan bahwa modal yang digunakan untuk menghasilkan laba masih terbilang belum maksimal.
Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) berada di angka 2,60%. Angka ini juga masih di bawah rata-rata sektoral dimana 5,98%. Hal ini menandakan bahwa aset yang dimanfaatkan untuk menghasilkan laba juga kurang maksimal.
Diketahui memang SOUL berada di papan akselerasi yang berarti modal dan asetnya cukup terbilang kecil.
Secara Debt to Equity Ratio (DER), SOUL terbilang cukup baik berada di 11.99% berada di bawah 100%. Hal ini berarti bahwa kemampuan modal untuk membayar kewajiban cukup baik. Jika dilihat pada hutang bank dalam laporan keuangan, memang SOUL hanya memiliki hutang kepada Bank Panin Tbk sebesar Rp1,2 milyar saja.
Untuk secara Cash Ratio (CR), SOUL berada di angka 1,32% atau setara 0,0132. Hal ini cukup buruk, karena CR yang baik berada di area 0,5-1. Berarti kas SOUL cukup sedikit, agak sulit untuk menutup kewajiban-kewajiban lancar atau hutang jangka pendek.
Kalau kita lihat dalam laporan keuangan SOUL pada laporan arus kas.
Terjadi penurunan kas pada akhir Juni 2022 dari Juni 2021 sekitar 83,63%.
Jika dilihat kasnya menurun karena penggunaan pada aktivitas investasi sebesar Rp17 milyar, yang digunakan untuk pembelian aset tetap. Harapannya aset ini nantinya akan menopang kinerja dari SOUL itu sendiri.
Dari sisi lain, dapat dilihat dari segi modal, aset dan pertumbuhan laba dengan para pesaing dari SOUL yang sesama produsen air mineral dalam kemasan.
Siapa saja pesaing SOUL?
Ada beberapa pesaing SOUL dalam bidang bisnis ini, ICBP, MYOR, CLEO, ALTO dan ADES.
Sebagai contoh disandingkan dengan CLEO.
Yang pertama kita bandingkan dari segi ekuitas. Di bawah ini adalah ekuitas per 30 Juni 2022.
SOUL | CLEO |
16.739.545.592 | 1.092.499.227.451 |
Dari segi total modal SOUL hanya sekitar Rp16 milyar, sedangkan CLEO sekitar Rp1,09 triliun.
Kedua dari segi aset per 30 Juni 2022.
SOUL | CLEO |
18.746.882.985 | 1.566.526.848.635 |
Secara aset tentunya SOUL berbeda jauh dengan hanya sekitar Rp18 milyar, sedangkan CLEO berada di sekitar RP1,5 triliun. Hal ini yang membuat SOUL masuk dalam papan akselerasi dan CLEO masuk dalam papan utama.
Ketiga mari cek secara margin, mana yang lebih efektif antara SOUL dan CLEO. Di bawah adalah data per 30 Juni 2022.
SOUL | CLEO | |
Pendapatan Usaha | 2,588,362,641 | 655,060,454,164 |
Beban Pokok Penjualan | 1,052,335,823 | 392,413,194,544 |
Laba Bruto | 1,536,026,818 | 262,647,259,620 |
Margin | 59.34% | 40.10% |
Dapat dilihat margin SOUL lebih unggul dibanding CLEO, hal ini menandakan bahwa SOUL lebih baik dalam mengefisiensikan biaya pokok penjualan untuk mendapat keuntungan yang lebih besar dari harga penjualannya.
Bisnis SOUL
PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) berdiri tanggal 14 Juli 2009, sebuah perusahaan pabrikasi air minum dalam kemasan (AMDK ) dengan MerkHEXSOULber TDS (Total Dissolved Solids) 0,02 ppm sehingga menghasilkan produk air minum berkualitas tinggi sekaligus mendistribusikan kepada para Distributor/konsumen/pelanggan.
SOUL sendiri sudah memiliki tiga tempat operasional usaha yang berada di Sleman Yogyakarta, Cileungsi Bogor dan Brebes Jawa Tengah.
Perseroan memiliki lebih dari 1.400 distribusi point aktif yang tersebar area di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penjamin emisi SOUL
Penjamin pelaksana emisi efek SOUL adalah PT Shinhan Sekuritas Indonesia, dan PT Wanteg Sekuritas.
Diketahui bahwa PT Wanteg Sekuritas pernah menjadi underwriter saham-saham dengan marcap besar seperti GOTO dan BUKA dan juga beberapa saham akselerasi seperti LUCY dan IBOS.
Dimana GOTO dan BUKA sudah mengalami koreksi dari awal listing.
Berbeda dengan saham akselerasi LUCY dan IBOS, justru kedua saham ini malah naik meski sempat mengalami koreksi beberapa kali, namun LUCY dan IBOS mampu menunjukkan kinerja terbaiknya terhadap harga sahamnya.
Mungkin hal itu bisa terjadi pada SOUL, jika SOUL meningkatkan kinerjanya meski di harga jual yang mahal.
Jadi kenapa SOUL tidak dicintai oleh para investornya?
Tentu pertama adalah karena SOUL masuk dalam papan akselerasi yang berarti asetnya kecil. Dimana ketika saham-saham yang masuk akselerasi dominan memiliki track record yang buruk. Harga sahamnya rata-rata turun hingga di bawah Rp50.
Berikut saham-saham akselerasi yang memiliki kinerja harga saham yang buruk:
Kode Emiten | Emiten | Harga per 08/02/2023 | Harga IPO | Penurunan |
NINE | PT Techno9 Indonesia Tbk | 44 | 75 | -41.33% |
AMMS | PT Agung Menjangan Mas Tbk | 40 | 100 | -60.00% |
KLIN | PT Klinko Karya Imaji Tbk | 31 | 100 | -69.00% |
NANO | PT Nanotech Indonesia Global Tbk | 27 | 100 | -73.00% |
OLIV | PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk | 26 | 100 | -74.00% |
PLAN | PT Planet Properindo Jaya Tbk | 26 | 112 | -76.79% |
Kemudian SOUL juga menawarkan harga yang cukup mahal. Hal ini membuat para investor yang mengikuti IPO SOUL hanya untuk spekulasi saja. Karena menurut sebagian investor harga yang ditawarkan SOUL tidak sesuai dengan harga dari perusahaan tersebut.
Jika kita lihat dalam chart SOUL hingga per 08/02/2022 di bawah ini.
SOUL terus mengalami downtrend dengan penurunan harga tanpa volume. Maksudnya adalah turun dengan volume yang terbilang cukup kecil. Terlihat sejak penurunan 31/01/2023 volume jualan SOUL sudah distribusi kecil.
Namun kembali lagi, volume transaksi bisa berubah kapan saja bergantung pelaku pasar. Kembali kepada hasil kinerja yang dapat menumbuhkan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi ke SOUL.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(saw/pap)