
Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Awal Pekan Bakal Berat!

Kabar baik adalah berita buruk, seperti itulah kondisi di Amerika Serikat. Dalam kondisi normal pasar tenaga kerja yang kuat, tingkat pengangguran yang turun, serta rata-rata upah per jam yang naik cukup tinggi adalah kabar baik. Tetapi dalam kondisi saat ini itu menjadi berita buruk.
Seperti disebutkan sebelumnya, inflasi akan sulit turun mencapai target. Jika The Fed bertindak lebih agresif lagi, pasar finansial global akan guncang.
Aliran modal bisa kembali keluar dari negara emerging market seperti Indonesia, dolar AS menjadi perkasa lagi dan nilai tukar mata uang lainnya berisiko kembali terpuruk.
Guna menstabilkan nilai tukar, bank sentral negara lain tentunya akan ikut mengerek suku bunga, alhasil perekonomian akan kembali merosot.
Tidak menutup kemungkinan, Bank Indonesia (BI) yang sudah memberikan kode tidak akan menaikkan suku bunga lagi juga kembali bertindak. Perekonomian Indonesia pun terancam mengalami pelambatan lebih dalam.
Isu tersebut akan menjadi penggerak utama pasar finansial Indonesia hari ini, sehingga ada risiko mengalami tekanan.
Selain itu dari dalam negeri akan dirilis data produk domestik bruto (PDB). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,03% year-on-year (yoy). Hasil polling Reuters bahkan lebih rendah lagi, yakni 4,84%
Jika terealisasi, maka produk domestik bruto tersebut akan melambat dari pada kuartal III-2022 sebesar 5,72% ( yoy).
Data pertumbuhan ekonomi tersebut tentunya akan berdampak pada pergerakan pasar finansial Indonesia. Jika realisasinya di bawah 5% atau bahkan di bawah polling Reuters, maka akan memberikan dampak negatif, sementara jika jauh di atas konsensus bisa memberikan dampak yang bagus.
Meski demikian, efeknya tidak akan berkepanjangan, alias hanya di awal pekan saja. Sebab pelaku pasar kini berfokus pada pertumbuhan ekonomi tahun ini. 2022 sudah lewat dan jadi masa lalu.
Kemudian pagi ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menggelar Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023. Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan akan memberikan arahan dan menyampaikan sejumlah perkembangan ekonomi di depan ratusan pelaku industri keuangan.
Menarik ditunggu bagaimana arahan Presiden Jokowi terhadap industri perbankan di tengah tingkat suku bunga yang sudah tinggi. Perlu ditunggu juga apakah presiden akan memberi arahan khusus terkait banyaknya kasus penipuan di industri keuangan.
Pada pertemuan tersebut, OJK juga akan memaparkan target kerja tahun depan. Termasuk di dalamnya adalah target pertumbuhan kredit perbankan serta kinerja pasar modal tahun ini
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data Ekonomi dan Agenda Hari Ini
