CNBC Indonesia Research

Kudu Berbenah, Tingkat Kelaparan RI Masih Urutan 77 Dunia

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
27 January 2023 09:00
Potret Kemiskinan Ibu Kota di Tengah Pandemi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Potret Kemiskinan Ibu Kota di Tengah Pandemi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Meskipun angka menunjukkan Indonesia masuk ke dalam kategori Moderat, namun pemerintah tetap harus hati-hati dan terus fokus untuk perbaikan dalam hal kedaulatan pangan, kecukupan pangan, keterjangkauan, kemampuan membeli masyarakat serta gizi yang cukup dari pangan tersebut.

Harapannya angka 17,9 ini dapat terus ditingkatkan ke bawah level 9,9 yang menunjukkan tingkat kelaparan yang rendah.

Pangan adalah kunci pokok yang diperlukan untuk keberlangsungan hidup masyarakat. Jika kebutuhan pangan tak terpenuhi, akan menimbulkan kelaparan, ketidakseimbangan pangan, kurang gizi yang memicu tingginya stunting dan penyakit lainnya.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka stunting turun 11,4% dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022.

Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendahnya kemampuan anak untuk belajar, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak.

Oleh karena itu, bukan hanya berkutat pada stunting tapi juga kelaparan secara umum yang harus selalu menjadi persoalan serius yang terus membutuhkan tindak lanjut. Data ini salah satunya bisa di lihat dari tingkat kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia.

Data berbicara, ada 5,98 juta penduduk Indonesia yang masih dalam kondisi kemiskinan ekstrem. Untuk diketahui, kemiskinan ekstrem atau kemiskinan absolut merupakan kondisi seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan primer, seperti makanan, air minum, sanitasi, kesehatan, pendidikan, serta tempat tinggal.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dikutip Bank Dunia, ada 5,98 juta orang yang berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem pada 2021. Jumlah tersebut setara 2,16% dari total populasi.

Terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlahorang miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta orang per September 2022. Jumlah ini naik tipis dibandingkan pada akhir Maret 2022 sebanyak 26,16 juta orang.

Mengapa menilik data kemiskinan? Ini merupakan data riil yang bisa dilihat sebagai salah satu acuan pemerintah dalam mengentaskan kelaparan di Tanah Air.

Perlu diingat bahwa, menghilangkan kelaparan dan menjaga gizi baik ini menjadi salah satu tujuan dari pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang diperkirakan akan terealisasi di tahun 2030.

Melalui Sustainable Development Goals (SDGs) diharapkan masalah kelaparan dan ketahanan pangan akan terselesaikan seiring dengan berjalannya strategi pertumbuhan ekonomi yang akan menggandeng berbagai masalah sosial mulai dari pendidikan, kesehatan, kemerataan peluang kerja, sambil mengatasi perubahan iklim.

Dalam upaya tersebut setidaknya terdapat 17 target yang diharapkan akan tercapai pada tahun 2030, diantaranya menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan energi dan gizi baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.

Target-target tersebut sangat berkaitan dan berkesinambungan antara satu dengan lainnya. Karena ketika target-target lain seperti kemiskinan, pendidikan berkualitas, energi bersih dan terjangkau, kesetaraan peluang kerja serta pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, tercapai, maka akan terselesaikan pula masalah kelaparan dan ketahanan pangan ini.

Terlebih tahun lalu, isu krisis pangan terus menghantui negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Tak heran, isu zona merah kelaparan terus menjadi perbincangan pemimpin negara saat ini.

Harapannya, pemerintah dan semua lembaga terkait termasuk BUMN dapat bersinergi untuk menyelesaikan agenda ketahanan pangan tentunya bisa melibatkan masyaraka petani.

Terlebih, saat ini saat ini pemerintah rasanya sudah memiliki cukup modal infrastruktur untuk mengakselerasi agenda intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Sehingga pada akhirnya akan memberikan dampak kemandirian dan ketahanan pangan nasional.

Selain itu, pemerintah daerah juga turut andil untuk mengentaskan persoalan kelaparan ini. Salah satu masalah gizi di Indonesia adalah stunting atau kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat kurang gizi kronis.

Di sisi yang tak terlihat dan sering di abaikan adalah Masalah pangan juga menimbulkan kelaparan tersembunyi (hidden hunger) yakni kekurangan zat gizi mikro.

Untuk menghindarinya, anak-anak mesti dikenalkan berbagai macam makanan berikut gizinya. Hal ini butuh peran orangtua. Ia juga mendorong agar anak diajari makan dengan kesadaran.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular