Market Commentary
Investor Siap-siap Musim Laporan Keuangan, Big Cap Diobral

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Selasa (24/1/2023), setelah libur Imlek 2022.
Per pukul 11:30 WIB atau penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 0,36% ke posisi 6.850,26. Meski melemah, tetapi IHSG masih cenderung bertahan di level psikologis 6.800.
Beberapa saham menjadi pemberat laju penguatan indeks pada perdagangan sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSGÂ sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | -13,10 | 21.000 | -3,11% |
Bank Mandiri | BMRI | -4,75 | 9.875 | -1,00% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -2,48 | 4.630 | -0,43% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | -1,95 | 2.720 | -1,45% |
Bank Central Asia | BBCA | -1,78 | 8.275 | -0,30% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | -1,67 | 3.190 | -1,54% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Dari deretan bottom movers di atas, saham PT Bayan Resources Tbk (BBCA) menjadi yang paling membebani IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 13,1 indeks poin.
Sedangkan berikutnya ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga menahan laju kenaikan IHSG sehingga akhirnya indeks melemah, yakni sebesar 4,75 indeks poin.
Terakhir, ada saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang juga memberatkan indeks sebesar 1,67 indeks poin.
IHSG melemah saat bursa saham global cenderung menghijau. Di kawasan Asia-Pasifik, meski sebagian besar masih libur Imlek 2022, tetapi pada hari ini cenderung cerah. Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,63% dan ASX 200 Australia menguat 0,42%.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kemarin juga cerah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,76%, S&P 500 melesat 1,18%, dan Nasdaq Composite melejit 2,01%.
Hal ini karena pasar global optimis bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai mengendurkan kebijakan moneternya. Polling CME Group Data menunjukkan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin (bp) kini mengarah 100%.
Pekan ini, para investor sedang menanti data pertumbuhan ekonomi AS, data klaim pengangguran, data pengeluaran konsumen riil, data penjualan rumah baru, serta harga Personal Consumer Expenditure (PCE).
Data-data tersebut akan menjadi pertimbangan The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Januari-1 Februari 2023.
Investor di RI sepertinya sedang memasang mode wait and see jelang rilis kinerja keuangan pada tahun 2022, terutama bagi emiten perbankan besar yang dijadwalkan akan mulai dirilis pada pekan ini.
Rilis laporan keuangan tersebut menjadi penting untuk melihat seberapa besar kinerja perusahaan setelah "era normal" pasca pandemi Covid-19.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
IHSG Emang Rebound, Tapi Saham Ini Sempat Jadi Pemberat
(chd/chd)