
Lagi! Saham Orang Terkaya RI Perberat Langkah IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali melemah pada perdagangan sesi I Kamis (29/12/2022), jelang tahun baru yang hanya tinggal menghitung hari.
Per pukul 09:48 WIB, IHSG melemah 0,54% ke posisi 6.813,3. Perdagangan IHSG hanya tinggal hari ini dan besok. Namun pergerakannya cenderung masih lesu.
Beberapa saham menjadi pemberat indeks pada awal perdagangan sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSG hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | -23,22 | 20.400 | -6,31% |
Bank Central Asia | BBCA | -7,66 | 8.550 | -1,16% |
Bank Mandiri | BMRI | -3,50 | 9.925 | -0,50% |
Sinar Mas Multiartha | SMMA | -3,23 | 11.875 | -4,62% |
Astra International | ASII | -2,31 | 5.575 | -0,89% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -1,46 | 4.810 | -0,21% |
United Tractors | UNTR | -1,29 | 25.875 | -1,15% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | -0,93 | 9.175 | -0,54% |
Dari deretan bottom movers di atas, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi pemberat (laggard) paling besar IHSG pada sesi I hari ini, yakni hingga mencapai 23,22 indeks poin.
Sedangkan di posisi kedua, terdapat saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga memberatkan indeks sebesar 7,66 indeks poin.
Terakhir, ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang turut memperberat IHSG sebesar 0,93 indeks poin.
IHSG yang kembali terkoreksi jelang berakhirnya periode perdagangan di tahun 2022, membuat pelaku pasar kembali skeptis bahwa fenomena window dressing memang tidak terjadi pada tahun ini, meski sebelumnya mereka mengharapkan fenomena tersebut bakal kembali terjadi tahun ini.
Secara historis, fenomena window dressing bakal terjadi di pekan ketiga atau keempat bulan Desember. Bahkan beberapa hari sebelumnya, saham big cap sempat menghijau. Tetapi, cerahnya saham big cap tersebut hanya bersifat sementara.
Pasar kini lebih berfokus pada apa yang akan terjadi di tahun depan, di mana kenaikan suku bunga bank sentral dan isu resesi global masih akan menjadi perhatian investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.