CNBC Indonesia Research

Kode Keras BI: Era Kenaikan Suku Bunga Sudah Berakhir!

Maesaroh, CNBC Indonesia
19 January 2023 17:41
Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan januari 2023 dengan Cakupan Tahunan. (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Foto: Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan januari 2023 dengan Cakupan Tahunan. (CNBC Indonesia/Cantika Dinda)

Sebagai catatan, inflasi Indonesia pada 2022 tercatat 5,51%. Laju inflasi lebih rendah dibandingkan pada proyeksi BI sebelumnya yang berada di kisaran 6%.

Sementara itu, inflasi inti pada 2022 tercatat 3,36%. Lebih rendah dibandingkan proyeksi pada pelaku pasar pada September 2022 yang berada di kisaran 4,6%.

"Inflasi selama tahun 2022 pasca kenaikan penyesuaian harga BBM menurun lebih cepat dari yang kita perkirakan," imbuh Perry.

Perry menambahkan pertimbangan kebijakan moneter di tingkat global. Dia mengatakan pengetatan kebijakan moneter di negara maju sudah mendekati titik puncaknya.

Selain negara maju, sejumlah negara berkembang juga sudah menghentikan kebijakan moneter ketatnya. Bank sentral Malaysia pada hari ini secara mengejutkan menahan suku bunga acuan mereka di level 2,75% secara menerapkan kebijakan agresif sejak Mei 2022.

"Ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda sehingga berdampak pada meningkatnya aliran modal global ke negara berkembang," ujarnya.

Sebagai catatan, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) sudah mengurangi agresivitasnya dengan hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Desember 2022.

Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan ada kemungkinan jika BI tidak akan lagi menaikkan suku bunga bulan depan.

"Kami memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan sebesar 5,75% hingga akhir 2023. Namun, mereka akan tetap berjaga-jaga dalam melihat perkembangan ekonomi global ke depan yang masih penuh ketidakpastian," ujar Andry, kepada CNBC Indonesia.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan era kenaikan suku bunga BI akan segera berakhir.

Menurut Irman, BI memang masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga hingga 6,25%. Namun, BI bisa saja memilih untuk menahan suku bunga jika inflasi melambat lebih cepat dari proyeksi.

"Mungkin masih ada (kenaikan) 1x25 bps lagi bulan depan atau justru ini jadi yang terakhir.  Kita menunggu data Januari. Kalau misal Januari ini memang inflasinya tidak naik signifikan maka ada downward bias," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.

Seperti diketahui, BI menaikkan suku bunga sejak Agustus 2022 untuk mengantisipasi lonjakan ekspektasi inflasi setelah pemerintah mengerek BBM subsidi pada September 2022.

Setelah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada September 2022, BI secara agresif menaikkan suku bunga sebesar 50 bps selama tiga bulan pada September, Oktober, dan November 2022.

Kenaikan suku bunga sebesar 200 bps adalah yang paling agresif sejak 2005. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular