Polling CNBC Indonesia

BI Diramal Setop Naikkan Suku Bunga! Gembira atau Waspada?

Maesaroh, CNBC Indonesia
18 January 2023 06:30
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Josua menambahkan nilai tukar rupiah juga diperkirakan akan menguat sejalan dengan rencana revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan operasi moneter valas BI.
Transaksi berjalan juga diperkirakan masih akan surplus pada tahun ini akan menopang rupiah.

"Meskipun demikian, BI masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga sekitar 50-75 bps hingga akhir tahun ini sekiranya risk-off sentiment di pasar keuangan global cenderung meningkat kedepannya," imbuh Josua.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution juga memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan pada bulan ini seiring dengan melonggarkan kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

"The Fed tampaknya tidak akan menaikkan bunga agresif setelah inflasi di AS makin menurun. Ini membuat rupiah makin menguat. Ditambah inflasi yang tetap terkendali membuat BI tetap stay di level sekarang," ujar Damhuri, kepada CNBC Indonesia.

Rupiah menguat tajam sebesar 2,63% dalam sepekan terakhir setelah pasar berekspektasi The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya. Ekspektasi menguat setelah inflasi AS melandai dari 6,5% (yoy) pada Desember 2022 dari 7,1% (yoy) pada November.



Sementara itu, ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI masih akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

"Kami masih melihat ruangan peningkatan bunga acuan seiring dengan potensi (meningkatnya) inflasi inti dan kenaikan suku bunga The Fed yang akan berlanjut meski pada fase yg lebih lambat," tutur Irman.

Inflasi inti masih bisa meningkat karena pemulihan ekonomi serta meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan pada April mendatang.

Ekonom BCA David Sumual melihat peluang BI menaikkan suku bunga sebesar 25 bps atau menahan suku bunga di level 5,50% sama besarnya.

Menurutnya, BI masih perlu menaikkan suku bunga acuan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed. Namun, ekspektasi inflasi yang lebih rendah serta menguatnya rupiah  bisa menjadi pertimbangan BI untuk menahan suku bunga.

"(Peluangnya) 50:50 dengan pause dulu. Inflasi lebih rendah dari ekspektasi, rupiah menguat tapi Fed mungkin akan naikkan rate," ujarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular