CNBC Indonesia Research

Waspada, Ini Sederet Varian Baru Covid-19 yang Cepat Menular

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
06 January 2023 12:35
Seorang tentara Korea Selatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memandu sekelompok turis Tiongkok untuk tes penyakit virus corona (COVID-19) setibanya mereka di Bandara Internasional Incheon di Incheon, Korea Selatan, 4 Januari 2023.
Foto: Seorang tentara Korea Selatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memandu sekelompok turis Tiongkok untuk tes penyakit virus corona (COVID-19) setibanya mereka di Bandara Internasional Incheon di Incheon, Korea Selatan, 4 Januari 2023. (REUTERS/KIM HONG-JI)

Varian Omicorn BQ.1

Jenis Varian Omicorn BQ.1 merupakan subvarian dari Omicorn yang juga baru bermunculan. Lantas, apa itu subvarian BQ.1? Apakah lebih menular dan lebih berbahaya dari subvarian lain yang muncul sebelumnya?

Subvarian ini telah terdeteksi di 65 negara. Paling parah disebut terjadi di Amerika Serikat. Hampir 60% pasien Covid-19 di negara itu didominasi subvarian baru ini.

Meskipun mendominasi penyebaran di sejumlah negara, tapi tidak ada data mengenai infeksi parah Covid-19 subvarian BQ.1 pada pasien yang terpapar.

Hanya saja, pemantauan terus dilakukan sebab subvarian ini diduga menyebar lebih cepat. Bukan cuma itu, pemantauan juga dilakukan untuk melihat apakah subvarian ini lebih kebal dan bisa memunculkan mutasi lainnya.

Dikutip dari laman Prevention, William Schaffner, M.D., seorang spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine mengatakan tidak ada yang khas dari gejala BQ.1 dengan varian yang lain.

Gejala yang mungkin terjadi Demam, Batuk, Sesak napas, Kelelahan, Nyeri otot, Sakit kepala, Kehilangan rasa atau bau, Sakit tenggorokan, Hidung tersumbat, Mual atau muntah, Diare, Gejala khas subvarian Omicron XBB.

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menyebut gejala pada pasien COVID-19 dengan subvarian Omicron XBB mirip dengan varian Corona lainnya.

Varian XBB 1.5

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan soal varian XBB 1.5. Varian tersebut disebut paling menular, namun tidak membuat sakit parah. Varian XBB 1.5 saat ini tengah mendominasi Amerika Serikat (AS). Jumlah kasus varian tersebut telah berlipat ganda selama dua minggu di AS.

Dia menjelaskan WHO belum memiliki data mengenai tingkat keparahan XBB 1.5. Namun tidak ada indikasi varian akan membuat orang yang terinfeksi menjadi parah dari omicron sebelumnya.

Van Kerkhove menambahkan gelombang Covid-19 kemungkinan masih ada. Namun untuk kenaikan kasus kematian tidak ada.

Selain lebih menular, para ilmuwan juga mengatakan XBB 1.5 bisa menghindari antibodi baik dari vaksin dan infeksi. Ini dibandingkan dengan varian lainnya yakni XBB dan XBB 1, yang merupakan dua varian bisa menghindari antibodi.

Namun mereka menambahkan varian XBB 1.5 punya mutasi sehingga virus mengikat lebih erat ke sel. Fakta ini membuat XBB 1.5 paling unggul dalam laju penularan. Di saat XBB.1.5 menyebar dengan cepat di Amerika, China sedang bertarung dengan lonjakan kasus Covid yang membuat pasien di rumah sakit melebihi kapasitas.

Varian Omicorn BF.7

Subvarian baru Omicron BF.7 saat ini menjadi salah satu varian yang tengah mendominasi di Beijing China. Upaya pelonggaran pembatasan Covid-19 di China belakangan membuat kasus di negara itu mengalami lonjakan hingga rumah sakit benar-benar kewalahan.

Bahkan, seorang epidemiolog Eric Feigl-Ding bahkan memperkirakan 60 persen warga China kemungkinan besar akan terinfeksi selama tiga bulan ke depan. Lalu apa gejalanya?

Dikutip dari Firstpost, BF.7 atau BA.5.2.1.7 adalah varian turunan dari Omicron BA.5. Menurut salah satu laporan di China, varian BF.7  memiliki kemampuan infeksi terkuat, bahkan lebih dari berbagai subvarian Omicron yang sempat membuat lonjakan kasus di negara tersebut sebelumnya.

China juga melaporkan bahwa BF.7 lebih cepat menular dibandingkan dengan varian lain. Selain itu, varian ini memiliki masa inkubasi yang lebih singkat dan memiliki kemampuan untuk menginfeksi mereka yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi, baik karena infeksi Covid-19 maupun yang sudah divaksin.

Diyakini BF.7 memiliki R0 atau bilangan reproduksi dasar 10 hingga 18,6. Jumlah tersebut lebih tinggi dari Omicron yang memiliki rata-rata R0 5,08.

Selain itu, BF. 7 juga memiliki lebih banyak mutasi pada protein lonjakannya dibanding versi induknya, sehingga lebih mematikan bagi mereka yang telah divaksinasi penuh terhadap infeksi virus.

Saat ini, BF 7 telah terdeteksi di sejumlah negara, seperti India, Amerika Serikat, dan Inggris. Sejumlah negara Eropa lain, seperti Belgia, Jerman, Perancis, dan Denmark juga telah melaporkan serupa. Meski demikian, meskipun varian ini cukup mengkhawatirkan di China, meskipun sejauh ini perkembangan varian cenderung stabil di negara lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular