Newsletter

Ngeri! Sepertiga Dunia Bakal Resesi, Awas IHSG Anjlok Lagi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
05 January 2023 06:33
Jerome Powell
Foto: Jerome Powell (Tangkapan Layar via Youtube CNBC Television)

IHSG berpotensi bergerak turun untuk support terdekat yang berada di 6.800. Sementara resisten terdekat berada di level 6.920. 

Pemberat IHSG berasal dari sentimen luar negeri yakni kekhawatiran investor akan terjadinya resesi karena tren kenaikan suku bunga acuan.

Para pejabat Federal Reserve berkomitmen untuk memerangi inflasi dan mengharapkan suku bunga yang lebih tinggi tetap berlaku sampai lebih banyak kemajuan dibuat, menurut risalah yang dirilis Rabu dari pertemuan bulan Desember bank sentral.

"Peserta umumnya mengamati bahwa sikap kebijakan yang membatasi perlu dipertahankan sampai data yang masuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan hingga 2 persen, yang kemungkinan akan memakan waktu lama," berdasarkan ringkasan pertemuan.

"Mengingat tingkat inflasi yang terus-menerus dan tidak dapat diterima, beberapa peserta berkomentar bahwa pengalaman sejarah memperingatkan terhadap kebijakan moneter yang melonggarkan sebelum waktunya."

Pejabat juga mengatakan mereka akan fokus pada data saat mereka bergerak maju dan melihat "kebutuhan untuk mempertahankan fleksibilitas dan opsionalitas" terkait kebijakan.

Para pejabat lebih lanjut memperingatkan bahwa masyarakat tidak boleh membaca terlalu banyak tentang langkah Komite Pasar Terbuka Federal yang mengatur tingkat suku bunga untuk menurunkan laju kenaikan.

"Sejumlah peserta menekankan bahwa penting untuk mengomunikasikan secara jelas bahwa perlambatan laju kenaikan suku bunga bukan merupakan indikasi melemahnya tekad Komite untuk mencapai sasaran stabilitas harga atau penilaian bahwa inflasi sudah berada di ambang batas. jalur ke bawah yang terus-menerus, "kata risalah itu.

Risalah mencerminkan sentimen tersebut, mencatat bahwa tidak ada anggota FOMC yang mengharapkan penurunan suku bunga pada tahun 2023,

Dengan sikap agresif dari The Fed tersebut maka risiko resesi ekonomi global makin tinggi. Hal ini juga disampaikan oleh Badan Moneter Dunia (IMF).

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan untuk sebagian besar ekonomi global, 2023 akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa, dan China - semuanya mengalami aktivitas yang melemah.

"Tahun baru akan menjadi lebih sulit daripada tahun yang kita tinggalkan. Mengapa? Karena tiga ekonomi besar - AS, UE, dan China - semuanya melambat secara bersamaan," tuturnya kepada CBS, dikutip Reuters, Senin (2/1/2023).

Dari dalam negeri, pergerakan IHSG hari ini masih akan dipengaruhi oleh dicabutnya aturan pembatasan PPKM. Ini membuat optimisme kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah ancaman resesi global.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular