Newsletter

Ngeri! Sepertiga Dunia Bakal Resesi, Awas IHSG Anjlok Lagi

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
05 January 2023 06:33
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Tiga indeks utama Wall Street bangkit pada perdagangan hari kedua 2023. Namun demikian investor masih menunggu laporan data ekonomi utama yang akan menunjukkan bagaimana keadaan ekonomi AS di tengah kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk menjinakkan inflasi.

Pada Rabu (4/1/2022) pukul 21.38 WIB Dow Jones Industrial Average naik 0,44% ke 33.269,77, S&P 500 naik 0,75% ke 3.852,97 dan Nasdaq Composite naik 0,69% ke 10.458,76. 

Sentimen sebagian didorong oleh data inflasi yang menggembirakan dari Eropa, termasuk penurunan indeks harga konsumen Perancis yang lebih besar dari perkiraan dan penurunan harga impor Jerman.

Wall Street memulai tahun 2023 dengan catatan suram pada hari Selasa karena kekhawatiran kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan kekhawatiran resesi menghancurkan harapan bahwa Wall Street dapat memulai tahun baru dengan catatan positif. 

 "Saham AS tidak dapat mempertahankan kenaikan sebelumnya karena kebijakan restriktif dan kekhawatiran resesi tetap menjadi pusat perhatian investor," tulis analis pasar senior Oanda Ed Moya dalam sebuah catatan.

"Pembelian diskon memicu rebound bear market lainnya yang tidak berlangsung lama sama sekali."

Laporan Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja November, atau JOLTS, menunjukkan pasar kerja tetap kuat, memperkuat kekhawatiran bahwa Fed dapat terus menaikkan suku bunga selama masih ada pasar yang panas bagi pekerja.

Tetapi indeks manufaktur ISM menunjukkan sektor tersebut berkontraksi setelah 30 bulan ekspansi, yang dilihat investor sebagai indikator positif bahwa kenaikan suku bunga sebelumnya memiliki dampak yang diinginkan untuk mendinginkan perekonomian.

"Masih terlalu dini untuk mulai bertaruh pada poros Fed tahun ini dan itu seharusnya membuat lingkungan yang sulit untuk saham," kata Moya.

Investor memiliki "luka yang masih segar" setelah 2022, yang membawa tahun terburuk bagi pasar saham sejak 2008, kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments.

Dia mengatakan investor berusaha untuk menyeimbangkan apa yang dapat ditunjukkan oleh setiap data ekonomi baru atau komentar Fed dengan kekhawatiran yang lebih luas tentang masa depan.

"Setiap hari berlalu dan kami mendapatkan titik data yang bergerak ke arah yang benar, itu positif," kata Buchanan. "Tapi itu juga dengan cepat ditindaklanjuti dengan kekhawatiran tentang betapa sensitif dan halusnya momen ini."

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular