Newsletter

Kabar Buruk Bagi Dunia Datang Dari China dan Amerika!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 04/01/2023 06:28 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dan rupiah tidak bergerak berirama pada perdagangan kemarin, Selasa (3/1/2022). Saat bursa saham melejit, rupiah malah keok.

Kabar buruk dari China dan Amerika Serikat akan mempengaruhi pergerakan pasar pada perdagangan Rabu (4/12/2022). Kabar tersebut dan faktor-faktor lainnya akan dibahas pada halaman 3.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik 0,55% di 6.888,75 pada hari ini menyusul bursa benua kuning yang menghijau pasca dibuka merah tadi pagi. Transaksi terpantau masih sepi di angka Rp 8 triliun.

IHSG tidak sendiri sebab beberapa bursa di kawasan Asia lainnya ikut ditutup menguat. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 1,84% ke posisi 20.145,289 dan Shanghai Composite China melesat 0,88% ke 3.116,51.

Lainnya indeks Straits Times Singapura ditutup turun 0,17% ke 3.245,8, ASX 200 Australia ambles 1,31% ke 6.946,2, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,31% menjadi 2.218,6. 

Sementara untuk indeks Nikkei 225 Jepang pada hari ini belum dibuka karena masih libur, sehingga perdagangan perdana Nikkei di tahun 2023 akan terjadi besok.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.595/US$, melemah 0,16% di pasar spot.

Ancaman resesi 2023 masih menjadi pemberat pada perdagangan pasar ekuitas pada awal tahun ini. Ramalan IMF mengenai kondisi ekonomi global yang melambat membuat dana beralih ke aset yang lebih aman atau safe haven.

Selain itu perdagangan masih sepi memasuki tahun baru, hawa liburan masih terasa.

Pelaku pasar kini juga menanti rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) edisi Desember lalu untuk melihat arah kebijakan ke depannya sehingga para pelaku pasar cenderung wait and see.

The Fed pada bulan lalu mengendurkan laju kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin, setelah empat kali beruntun menaikkan masing-masing 75 basis poin.

Analis dari Citi memperkirakan bank sentral paling powerful di dunia tersebut akan kembali menaikkan sebesar 50 basis poin bulan depan.


(ras/ras)
Pages