
Perdagangan Perdana 2023, Saham 'Big Bank' Malah Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan berkapitalisasi pasar terbesar (big bank) secara mayoritas melemah pada perdagangan perdana di tahun 2023.
Pada awal perdaagangan sesi I Senin (2/1/2023) sekitar pukul 09:32 WIB, empat saham 'big bank' terpantau diperdagangkan di zona merah.
Berikut pergerakan empat saham big bank pada awal perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga (%) |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.860 | -1,62% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.150 | -0,81% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.525 | -0,29% |
Bank Mandiri | BMRI | 9.900 | -0,25% |
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin koreksi yakni ambles 1,62% ke posisi Rp 4.860/unit. Sedangkan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga merosot 0,81% ke Rp 9.150/unit
Saham BBRI dan BBNI juga turut membebani pergerakan IHSG pada awal sesi I hari ini, di mana saham BBRI memberatkan indeks hingga 11,38 indeks poin, sedangkan saham BMRI memberatkan IHSG sebesar 1,4 indeks poin.
Namun untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), koreksinya cenderung lebih kecil yakni sekitar 0,2%.
Melemahnya saham big bank terjadi karena investor menanti pembacaan risalah rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang dilakukan pada Desember lalu.
Investor akan menanti komentar pejabat The Fed mengenai langkah bank sentral tersebut pada 2023.
Seperti diketahui, The Fed telah mengakhiri era easy money pada 2022 seiring dengan inflasi yang memanas. Atas langkah tersebut serta diikuti banyak bank sentral di negara lain pula dunia berada di bawah ancaman resesi global.
Maka dari itu, "bocoran" pada pembacaan risalah akan menyedot animo investor. Selain itu mengingat laju inflasi dunia mulai melandai. Pembacaan notula tersebut dijadwalkan pada Kamis pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)