
Wow! Isi Kas Negara 10 Kali Lipat, Persiapan Krisis di 2023?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bakal memiliki tumpukan kas sekitar Rp 400 triliun pada akhir tahun ini. Tumpukan kas tersebut diharapkan bisa menjadi bantalan pembiayaan. Namun, tumpukan kas ini juga bisa berdampak negatif.
Data Kementerian Keuangan per 14 Desember menunjukkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 2022 mencapai Rp 232,2 triliun. SiLPA ini masih bisa bertambah dengan sisa Surat Kebersamaan Bersama (SKB) III dengan Bank Indonesia (BI) sebesar Rp128,57 triliun.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan SKB III telah dilaksanakan dengan settlement tanggal 29 Desember 2022. SiLPA ini akan menambah tumpukan Saldo Anggaran Lebih (SAL) hingga akhir tahun ini. Pada 2021, pemerintah juga memiliki SiLPA sebesar Rp 165 triliun.
Dengan demikan, SAL yang merupakan gabungan SiLPA bisa menembus Rp 397,3 triliun hanya dari tahun anggaran 2021 dan 2022 saja. SAL pada akhir tahun bisa menyentuh Rp 525, 87 triliun jika SKB III belum masuk dalam hitungan SiLPA 2022 yang tercatat per 14 Desember 2022.
Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan historisnya untuk awal tahun. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, rata-rata kebutuhan belanja negara pada Januari pada lima tahun terakhir sebesar Rp 141,2 triliun.
Namun, kebutuhan yang harus dipenuhi pada awal Januari biasanya hanya sekitar Rp 30,7 triliun yang digunakan untuk membayar belanja pegawai. Dengan demikian, SAL pada akhir tahun 2022 yang bisa mencapai Rp 397 mencapai 10 kali lipat dibandingkan kebutuhan pada awal Januari.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah sengaja mengumpulkan SiLPA sebagai bantalan pembiayaan.
"Saya lakukan sekarang dengan mengumpulkan SiLPA saya sehingga walaupun tahun depan tidak ada SKB 3 (burden sharing) tahun depan, saya punya bantalan pembiayaan," kata Sri Mulyani dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023, dikutip Kamis (22/12/2022).
