
Tak Ada Keajaiban di Pasar Keuangan, Asing Bawa Kabur Rp 18 T

Investor saham di Wall Street tampak mulai merelakan kinerja saham yang buruk di sepanjang tahun 2022 dan lebih fokus pada 2023.
Indeks saham acuan AS longsor saat perdagangan Rabu (28/12/2022) pada pertengahan perdagangan. Pada Jam 12:00 waktu setempat Dow Jones Industrial Average berkurang 220 poin, atau 0,66%. S&P 500 terkoreksi 0,79% dan Nasdaq Composite longsor parah 1,1%.
Investor akan mencari sinyal tentang perkembangan ekonomi dari data manufaktur versi Richmond Federal Reserve dan penjualan rumah yang tertunda pada Rabu pagi.
Pelaku pasar akan mencari angka yang dapat menandakan ekonomi sedang mendingin, yang mereka harap dapat menunjukkan kepada Fed bahwa kenaikan suku bunga dapat terus diperlambat.
Selasa memulai minggu terakhir tahun ini. Dow naik 37,63 poin, atau 0,11%, ditutup pada 33.241,56 sedangkan S&P 500 turun 0,40%.
Nasdaq composite turun hampir 1,4%, didorong oleh penurunan 11% saham Tesla setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa pembuat kendaraan listrik akan melanjutkan jeda produksi selama seminggu di fasilitas Shanghai.
Saham Tesla memang terus melemah sepanjang tahun ini. Bahkan nilai kapitalisasi pasarnya susut 69% karena Elon Musk sang bos yang terlalu fokus terhadap akuisisi twitter.
"Setahun yang lalu, Musk adalah seorang pahlawan dan terjadi panic buying," kata Eric Jackson, pendiri EMJ Capital, pada "Closing Bell: Overtime." "Saat ini investor malah sedang panik menjual."
Dengan tiga hari perdagangan tersisa pada tahun 2022, pasar saham sudah bisa dipastikan bakal mencatatkan kinerja tahunan terburuk sejak 2008.
Indeks Nasdaq Composite yang menjadi cerminan saham-saham teknologi telah mencatatkan kinerja terburuk dari tiga indeks dengan kehilangan 33,8% nilai pasarnya tahun ini.
Hal tersebut terjadi karena investor cenderung melepas saham-saham growth di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.
Sementara itu indeks Dow Jones dan S&P 500 berada juga mencatatkan kinerja buruk dengan pelemahan masing-masing 8,5% dan 19,7% di tahun ini.
Meski ada kenaikan indeks saham pada 15 menit setelah lonceng pembukaan berbunyi, tetap saja apresiasinya tak bisa membalikkan nasib Wall Street yang terpuruk di tahun 2022.
(trp/trp)