Market Commentary

Ini Penyebab IHSG Jeblok Nyaris 1%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
28 December 2022 11:53
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau terkoreksi pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (28/12/2022), jelang pergantian tahun yang hanya tinggal menghitung hari.

Per pukul 11:30 WIB, IHSG merosot 0,87% ke posisi 6.862,59. Padahal pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat dibuka di zona hijau. Tetapi, hal itu hanya bersifat sementara saja.

Mayoritas saham berkapitalisasi pasar 10 terbesar terkoreksi pada pagi hari ini dan turut membebani pergerakan IHSG.

Berikut saham-saham big cap yang ambles pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bayan ResourcesBYAN22.775-2,67%
Telkom IndonesiaTLKM3.750-1,57%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI4.810-1,23%
Adaro Energy IndonesiaADRO3.710-1,07%
Unilever IndonesiaUNVR4.760-1,04%
Astra InternationalASII5.625-0,88%
Chandra Asri PetrochemicalTPIA2.470-0,80%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.250-0,54%
Bank MandiriBMRI9.900-0,50%
Bank Central AsiaBBCA8.575-0,29%

Saham emiten batu bara PT Bayan Resources yang sebelumnya masih sempat bergairah pada awal perdagangan sesi I hari ini, kemudian berbalik arah dan ambles hingga 2,67% ke posisi Rp 22.775/unit.

Berikutnya ada saham emiten telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang ambrol 1,57% ke Rp 3.750/unit.

Sedangkan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling rendah koreksinya diantara 9 saham berkapitalisasi pasar 'jumbo' lainnya, yakni melemah 0,29% menjadi Rp 8.575/unit.

Investor cenderung masih khawatir bahwa pada tahun depan, ekonomi global berpotensi akan menghadapi tantangan yang cukup berat yakni resesi. Sehingga, investor kembali mempertimbangkan hambatan ekonomi pada tahun 2023.

Namun, mereka masih berharap bahwa pekan ini, yang merupakan pekan terakhir di 2022, pasar saham global dapat pulih kembali.

Mereka masih mengharapkan adanya fenomena reli Sinterklas (Santa Claus Rally) yang biasanya terjadi selama sepekan menjelang pergantian tahun.

Untuk diketahui, 'Santa Claus Rally' merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada 5 perdagangan terakhir di bulan Desember hingga 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari. Jadi seharusnya, 'Santa Claus Rally' terjadi pada pekan ini.

Pergerakan Wall Street pekan ini sudah cukup terlihat, di mana Wall Street masih cenderung sideways. Tetapi, harapan investor Wall Street dapat berbalik arah disisa perdagangan tahun 2022, yang hanya tinggal 3 hari saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation