Newsletter

Tak Ada Kabar Baik dari China, Jepang Tambah Derita Dunia!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 December 2022 05:55
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Wall Street (bursa saham AS) akhirnya menguat, sekaligus menghentikan pelemahan 4 hari beruntun. Meski demikian di awal perdagangan kiblat bursa saham dunia ini sempat tertekan.

Indeks S&P 500 berakhir menguat 0,1% dan Nasdaq naik tipis 0,01%. Indeks Dow Jones penguatan paling besar 0,28%.

Kenaikan suku bunga The Fed yang masih akan berlanjut di awal tahun depan memberikan sentimen negatif ke pasar saham.

Tidak hanya The Fed, bank sentral lainnya juga melakukan hal yang sama.

"Lebih dari 90% bank sentral sudah menaikkan suku bunga di tahun ini, upaya (untuk menurunkan inflasi) ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Lawrence Gillum, fixed income strategist di LPL Financial.

Tetapi menurut Gillum, kabar baiknya periode kenaikan suku bunga tersebut sebentar lagi akan berakhir. Artinya, suku bunga tinggi akan segera mencapai puncaknya.

Semakin tinggi suku bunga, maka inflasi bisa diturunkan. Tetapi pertumbuhan ekonomi yang dikorbankan.

Dengan banyaknya bank sentral mengerek suku bunga, maka dunia terancam mengalami resesi di tahun depan.

Resesi sepertinya hampir pasti terjadi, tetapi seberapa parah itu yang belum diketahui.

Inggris menjadi salah satu yang diprediksi mengalami resesi yang panjang. Tidak hanya itu, Confederation of British Industri (CBI) Inggris memperkirakan Inggris akan mengalami "dasawarsa yang hilang" atau "lost decade".

Jepang pernah mengalaminya, di mana pertumbuhan ekonominya sangat rendah hingga negatif pada periode 1991 - 2000.

"Kita akan melihat dasawarsa yang hilang jika tidak ada langkah yang diambil,"kata Tony Danker, Direktur Jenderal CBI sebagaimana dilansirCNN Business, Rabu (5/12/2022).

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini



(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular