Newsletter

Kartu Kuning! Resesi dan PHK Massal di Depan Mata

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 December 2022 05:55
INFOGRAFIS, Ngeri!, Gelombang PHK Kedua
Foto: Infografis/Gelombang PHK/Edward Ricardo

Isu resesi dunia tetap akan menjadi penggerak utama pasar finansial dalam negeri, dan IHSG tentunya masih akan tertekan.

Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan akan mengalami resesi di kuartal I-2023 yang tentunya tinggal menghitung hari.

Median hasil survei dari Reuters menunjukkan kemungkinan resesi terjadi di zona euro sebesar 78%, naik dari survei Oktober lalu sebesar 70%.

Sementara itu ekonom Bank of America memprediksi Negeri Paman Sam akan mengalami resesi di juga di kuartal I-2023, saat PDB-nya mengalami kontraksi 0,4%.

"Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi," kata ekonom Bank of America, Savita Subramanian, sebagaimana dilansir Business Insider, akhir November lalu.

Sementara itu investor ternama, Michael Burry, memprediksi Amerika Serikat akan mengalami resesi selama beberapa tahun.

"Strategi apa yang bisa mengeluarkan kita dari resesi? Kekuatan apa yang bisa membawa kita keluar? Tidak ada. Kita akan mengalami resesi bertahun-tahun," kata Burry dalam cuitannya di Twitter, sebagaimana dilansir Business Insider.

Tanda-tanda resesi akan terjadi pun sudah terlihat dari PHK yang dilakukan beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat. Raksasa teknologi seperti Meta, Microsoft, Twitter hingga Amazon sudah melakukan PHK.

Bahkan, PHK yang terjadi tahun ini lebih parah ketimbang krisis finansial global 2008-2009, berdasarkan data dari perusahaan Challenger, Gray & Christmas yang dikutip Business Insider India.

Pada 2008, PHK di sektor teknologi AS mencapai 65.000 orang, di 2009 angkanya juga kurang lebih sama. Sementara sepanjang tahun ini sudah ada PHK lebih dari 150.000 orang di sektor teknologi AS.

PHK tersebut, tidak hanya di sektor teknologi, diperkirakan masih akan berlanjut di awal 2023. Terbukti, raksasa finansial AS, Goldman Sachs berencana memangkas 8% karyawannya pada Januari 2023.

CNBC Internasional yang mengutip sumber terkait melaporkan PHK akan terjadi dilakukan di semua divisi.

Perusahaan-perusahaan lain pun diperkirakan akan menyusul.

"Banyak perusahaan harus kembali menyesuaikan organisasi mereka, tidak hanya Goldman. Perusahaan merekrut terlalu banyak karyawan, dan sekarang mereka mem-PHK dengan jumlah yang banyak juga," kata Mike Karp, CEO Option Group, sebagaimana dilansir CNBC International, Minggu (18/12/2022)

Resesi dan PHK tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk, tidak hanya IHSG, rupiah dan SBN juga berisiko tertekan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> PHK Juga Melanda Tanah Air

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular