Newsletter

Data Inflasi Tentukan Nasib Amerika Serikat! RI Terseret?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 December 2022 06:08
1436806757
Foto: Getty Images/Spencer Platt

Pada hari ini, pelaku pasar bakal memantau beberapa sentimen, di mana salah satunya yakni pergerakan bursa saham Wall Street yang berhasil rebound, setelah pada pekan lalu merana.

Wall Street akhirnya kembali menguat, di tengah sikap pasar yang menanti rilis data inflasi AS pada periode November 2022.

Setelah inflasi di tingkat produsen (indeks harga produsen/IHP) AS periode November 2022 dirilis pada Jumat pekan lalu, pada hari ini, inflasi di tingkat konsumen (IHK) akan dirilis.

Konsensus pasar dalam polling Trading Economics memperkirakan IHK akan kembali melandai sedikit menjadi 7,3% (yoy) dan turun menjadi 0,3% (mtm). Sedangkan IHK inti juga akan melandai menjadi 6,1% (yoy).

Sebelumnya pada Oktober lalu, IHK AS dilaporkan melandai ke 7,7% (yoy) dibandingkan September (8,2%). Tetapi, IHK Oktober lalu masih jauh di atas target The Fed yakni 2%.

Sementara itu, IHP AS pada bulan lalu menunjukkan harga grosir yang lebih tinggi dari perkiraan, naik 0,3% (mtm) dan 7,4% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).

IHP inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, juga melampaui ekspektasi yakni naik 0,4%, mengalahkan estimasi 0,2%. Sontak, hal tersebut meningkatkan kecemasan para pelaku pasar, bahwa inflasi belum benar-benar melandai.

Pasar seakan terbelah menjadi dua, di mana ada yang memperkirakan inflasi bakal lanjut melandai. Namun ada juga yang memprediksi bahwa inflasi masih cukup panas dan berpotensi kembali naik.

Namun, inflasi akan menjadi pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya. Sehingga, perilisan IHK kali ini kembali akan dipantau secara ketat oleh The Fed.

Pasar juga akan memantaunya dengan ketat dari data IHK bulan lalu dan sekaligus untuk membuktikan bahwa The Fed memang benar-benar ingin mengurangi laju kenaikan suku bunga acuannya.

Setelah perilisan data IHK Negeri Paman Sam pada bulan lalu, pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed akan mengumumkan rapat kebijakan moneter terbarunya.

Konsensus pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp) atau lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 75 bp. Namun, perkiraan ini tentunya akan melihat terlebih dahulu data inflasi per bulan lalu.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebesar 375 bp sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%.

Selain itu, proyeksi ekonomi terbaru The Fed dan konferensi pers Ketua Jerome Powell juga akan ditunggu oleh pasar, di mana hal ini dapat menjadi sinyal utama untuk apa yang ingin dilakukan The Fed dalam beberapa bulan mendatang.

Pasar juga tengah bersiap untuk menyambut Super Thursday, di mana beberapa bank sentral selain The Fed juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya pada pekan ini.

Adapun bank sentral tersebut yakni bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) dan bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB).

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular