
Boncos Triliunan, Kapan GOTO-BUKA Cs Bisa 'Happy' Lagi?

Menyoal industri startup dan teknologi Indonesia, suasananya tidak bisa dibilang baik pula.
Sejumlah pemain utama teknologi di era ekonomi internet, dari Ruangguru hingga GoTo Group, juga memangkas sebagian karyawan perusahaan, mengaku demi efisiensi di tengah kondisi ketidakpastian global.
Bottom line yang masih negatif, artinya masih merugi, di tengah beban marketing dan iklan yang tinggi demi memacu pertumbuhan (growth) pendapatan, menjadi masalah besar bagi perusahaan raksasa digital di RI kala suku bunga tinggi dan kekhawatiran di pasar soal prospek ekonomi ke depan.
Dalam kasus Indonesia, sejumlah perusahaan new technology telah sukses melantai (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), bahkan di tengah situasi pelik sepanjang tahun ini.
Perusahaan e-commerce PT Bukalapak Tbk (BUKA) mengawali parade penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) oleh para pemain utama techno pada Agustus 2021. Raihan dana IPO BUKA mencapai Rp21,9 triliun, terbesar di bursa.
IPO yang pada awalnya disambut antusias pelaku pasar Tanah Air itu berakhir dengan kekecewaan. Ini karena harga saham BUKA malah anjlok 64,7 persen per 25 November 2022 dibandingkan harga IPO.
Loyonya kinerja BUKA di BEI tidak menyurutkan langkah pemain lainnya untuk ikut manggung.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), hasil merger perusahaan jasa ride-hailing Gojek dan e-commerce Tokopedia, pun listing di BEI pada 11 April 2022. Nilai IPO yang diraup pun jumbo, sebesar Rp13,7 triliun.
Sejak IPO, kinerja saham GOTO pun turun, sebesar 45,26 persen.
Teranyar, platform e-dagang besutan Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli resmi melantai pada 8 November 2022 atau 20 hari lalu. Sejauh ini, kinerja saham BELI tumbuh positif, dengan naik 8,89 persen sejak listing.
Secara kinerja, ketiga emiten di muka berbagi kisah yang sama: rugi yang jumbo.
Untuk BUKA, memang laba bersih mencapai Rp3,62 triliun dalam periode 9 bulan pertama di 2022. Hanya saja, perlu dicatat, penyumbang utama laba bersih tersebut adalah investasi BUKA di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Apabila, tidak memasukkan komponen laba bersih nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi senilai Rp5,13 triliun, BUKA akan menanggung rugi usaha sebesar Rp1,59 triliun.
Tidak berbeda, GOTO juga membukukan rugi bersih Rp 20,9 triliun hingga kuartal III/2022. Rugi ini melonjak 32% dibandingkan dengan rugi kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 15,8 triliun.
Setali tiga uang, Blibli juga masih membukukan rugi bersih Rp2,48 triliun hingga semester I 2022.
(trp/trp)