CNBC Indonesia Research

Akhirnya! Tanda-Tanda Keruntuhan Dolar AS Muncul Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 November 2022 07:15
Gubernur Bank Sentral AS (The Fed)
Foto: Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell (REUTERS/Al Drago)

Dolar AS juga tertekan setelah The Fed mengkonfirmasi akan segera mengendurkan laju kenaikan suku bunganya.

Para pejabat The Fed sepakat akan hal tersebut, tersurat dari rilis risalah rapat kebijakan moneter edisi November pada Kamis (24/11/2022) dini hari.

"Mayoritas partisipan menilai pelambatan laju kenaikan suku bunga akan tepat jika segera dilakukan," tulis risalah tersebut, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (24/11/2022).

Bank sentral paling powerful di dunia ini akan kembali mengadakan rapat kebijakan moneter pada pertengahan Desember mendatang, dengan kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%.

Seperti diketahui, The Fed sebelumnya sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin empat kali beruntun hingga suku bunga saat ini menjadi 3,75% - 4%.

Risalah tersebut juga menunjukkan dengan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, para pejabat The Fed bisa mengevaluasi dampak dari kenaikan agresif sebelumnya.

Pelaku pasar dalam beberapa hari terakhir sudah memprediksi The Fed akan menaikkan 50 basis poin bulan depan. Tetapi fokus utama sebenarnya bukan berapa basis poin kenaikan, tetapi seberapa tinggi suku bunga The Fed di akhir periode pengetatan moneter.

Berdasarkan data FedWatch, pasar melihat suku bunga berada di sekitar 5% pada Maret 2023, yang kemungkinan menjadi akhir kampanye kenaikan.

Seandainya akhir suku bunga The Fed di bawah 5%, maka dolar AS berpeluang merosot, sebab pasar sudah price in di atas level tersebut.

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular