CNBC Indonesia Research

Resesi, "Jalan Ninja" Bank Sentral Dunia Selamatkan Negara!

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 November 2022 07:20
[THUMB] Resesi Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi berjamaah di tahun depan sepertinya sudah tidak terelakkan lagi. Beberapa bank sentral utama dunia bahkan sudah mendeklarasikan resesi akan terjadi, dan tidak bertindak untuk menghindarkan hal tersebut.

Bahkan, kenyataannya langkah yang diambil bank sentral lah yang membawa perekonomian mengalami kontraksi atau minus dalam beberapa kuartal berturut-turut.

Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) menjadi yang paling terang-terangan menyatakan akan mengalami resesi. Bahkan, resesi yang terpanjang dalam sejarah.

Biro Statistik Inggris pada Jumat (11/11/2022) pekan lalu melaporkan produk domestik bruto (PDB) di kuartal III-2022 mengalami kontraksi sebesar 0,2% dari kuartal sebelumnya. Sementara jika dilihat dari kuartal III-2021, PDB mampu tumbuh 2,4%.

Jika di kuartal IV nanti PDB kembali mengalami kontraksi, maka Inggris dikategorikan masuk resesi teknikal.

"Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan terus merosot selama 2023 dan berlanjut hingga semester I-2024 akibat tingginya harga energi dan pengetatan kondisi finansial akan membebani belanja rumah tangga," kata BoE.

Tingkat pengangguran diprediksi akan naik dua kali lipat menjadi 6,5% selama dua tahun ke depan, saat perekonomian merosot.

Hal itu diungkapkan saat menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3% pada Kamis pekan lalu. Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar dalam 33 tahun terakhir.

Meski akan mengalami resesi, tetapi BoE menegaskan masih akan terus menaikkan suku bunga. Dalam kondisi normal, ketika perekonomian mengalami kontraksi hingga resesi, bank sentral akan menurunkan suku bunganya.

Hal ini bertujuan untuk menyuntikkan likuiditas ke perekonomian sehingga aktivitas bisnis bergulir lebih cepat. Perekonomian pun diharapkan tumbuh lebih tinggi.

Namun, dalam kondisi saat ini, bank sentral lebih memilih mengalami resesi ketimbang menghadapi inflasi tinggi yang berkepanjangan.

Ya, dunia saat ini sedang menghadapi inflasi yang tinggi.

Pada Oktober lalu, inflasi di Inggris mencapai 11,1% (year-on-year/yoy) tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Kenaikan suku bunga yang agresif bertujuan untuk menurunkan inflasi tersebut.

BoE lebih memilih resesi ketimbang inflasi yang terus menerus tinggi. Sebab, dampaknya bisa sangat buruk dalam jangka panjang apalagi jika sampai "mendarah daging". Inflasi tinggi akan sulit diturunkan, daya beli masyarakat akan menurun, perekonomian negara akan "mati pelan-pelan"

Resesi juga sama buruknya, tetapi masih akan lebih baik ketimbang dengan inflasi tinggi yang mendarah daging.

Hal yang sama juga dilakukan bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC). Pada akhir Oktober lalu, BoC mengatakan perekonomiannya akan stagnan dalam 3 kuartal ke depan. Tetapi, masih akan tetap menaikkan suku bunga.

"Periode pengetatan moneter hampir selesai. Kita sudah dekat, tetapi belum sampai," kata Gubernur BoC, Tiff Macklem, dalam konferensi pers sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (26/10/2022).

Macklem mengatakan seberapa tinggi suku bunga akan tergantung dari dampak yang diberikan, seberapa besar kebijakan moneter mampu meredam demand, bagaimana masalah supply diselesaikan serta inflasi dan ekspektasi inflasi merespon kebijakan tersebut.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) mengakui sulit untuk menghindarkan perekonomian dari resesi atau soft landing.

"Apakah peluang soft landing semakin kecil? iya. Apakah itu masih mungkin terjadi? tentu saja," kata ketua The Fed Powell, saat mengerek suku bunga 75 basis poin menjadi 3,75% - 4% pada Kamis (3/11/2022).

Powell menambahkan untuk bisa menghindarkan perekonomian AS dari resesi di 2023 adalah pekerjaan yang sangat berat, sebab suku bunga masih perlu dinaikkan tinggi guna meredam inflasi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Indonesia Makin Jauh Dari Resesi, Ini Bukti Terbaru!


(pap/pap)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading