CNBC Indonesia Research

Batu Bara Jeblok ke US$200-an, Saham Emitennya Layak Beli?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 November 2022 14:45
Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Emiten batu bara berpotensi turun mengikuti tren harga komoditas batu bara dunia. Penyebabnya adalah pendapatan yang mayoritas berasal dari ekspor.

ADRO misalnya yang porsi ekspor mencapai 77% dari keseluruhan pendapatan.Kemudian INDY yang jualan ekspornya mencapai 71%. Sementara ITMG mencapai 80% dari total pendapatan.

Tujuan Penjualan Batu BaraFoto: Berbagai sumber dan diolah
Tujuan Penjualan Batu Bara

Selain itu jika melihat laporan dari para emiten batu bara, bisa dikatakan pendorong kinerja profitabilitas yang luar biasa diraih karena dorongan harga. Sebab pertumbuhan volume penjualan yang cenderung tidak signifikan.

Kenaikan harga batu bara acuan mendorong peningkatan harga jual rata rata (average selling price/ASP) sehingga pundi-pundi pendapatan emiten pun turut naik.

ASP ADRO sepanjang 2022 telah naik 106% sementara volume penjualan tumbuh 14%. Bahkan INDY mencatatkan penurunan penjualan volume batu bara. Akan tetapi pendapatan yang tumbuh signifikan diselamatkan oleh ASP yang melonjak 86,7%.

Oleh karena itu berdasarkan korelasi antara harga komoditas dan harga saham serta potensi degradasi pendapatan akibat harga yang turun, harga saham emiten batu bara berpotensi turun.

Kinerja Emiten batu BaraFoto: Berbagai sumber dan diolah
Kinerja Emiten batu Bara

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ras/ras)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular