CNBC Indonesia Research

Batu Bara Jeblok ke US$200-an, Saham Emitennya Layak Beli?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 November 2022 14:45
tongkang batubara sungai mahakam
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham batu bara dunia menukik dalam tiga pekan terakhir seirama dengan harga batu bara dunia yang menyentuh level US$200 per ton untuk pertama kalinya sejak tujuh bulan lalu. Lantas apakah ini akhir dari kedigdayaan saham emiten batu bara?

Harga saham batu bara seperti ITMG, INDY, dan ADRO masing-masing telah turun 29%,20%, dan 15% dari puncak harganya. Hal ini karena harga saham ketiganya memiliki korelasi positif terhadap harga komoditas batu bara dunia.

Harga batu bara dunia pada Kamis (14/11/2022) tercatat US$289,4 per ton. Padahal sebulan yang lalu harganya masih berada di level US$400 per ton. Kejatuhan harga batu bara memang sudah diramal terjadi pada 2023 tertekan oleh resesi global yang akan membuat permintaan susut. Permintaan turun, harga pun mengikuti.

Oleh karena itu penurunan harga komoditas batu bara global akan berdampak terhadap harga saham ketiganya. Sebab penjualan yang mayoritas ekspor.

Harga Batu Bara Dunia vs Saham Batu BaraFoto: Refinitiv
Harga Batu Bara Dunia vs Saham Batu Bara

Batu Bara Dunia Jatuh

Harga batu bara dunia telah jatuh 37,6% dari puncaknya di US$463,75 per ton. Harga batu bara dunia melandai setelah diterpa berbagai sentimen negatif.

Pertama, kasus Covid-19 di China kembali meledak membuat Beijing harus menggunakan strategi Zero Covid untuk memperketat mobilitas di sejumlah wilayah.

Dilansir dari Reuters, impor batu bara China hanya mencapai 29,18 juta ton pada Oktober 2022. Jumlah tersebut anjlok 11,7% dibandingkan pada September 2022 yang tercatat 33,05 juta ton. Padahal, impor batu bara China biasanya meningkat pada Oktober mengingat bulan tersebut adalah adalah periode pengisian pasokan batu bara.

Kedua, terus harga gas yang melandai juga berdampak ke batu bara mengingat pasir hitam menjadi sumber energi alternatif bagi batu bara. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) 4,23% sehari dan 12,4% sepekan menjadi 113,14 euro per megawatt-jam (MWH) pada perdagangan kemarin.

Harga gas yang turun disebabkan oleh meningkatnya pasokan gas di kawasan Eropa serta proyeksi cuaca yang lebih hangat di Eropa pada musim dingin mendatang.

Storage gas di Jerman sudah mencapai 99% dari kapasitas. Batu bara merupakan sumber energi alternatif bagi gas sehingga perkembangan gas akan ikut menggerakkan harga pasir hitam.

Storage batu bara di pelabuhan utama Eropa ARA (Amsterdam, Rotterdam, Antwerp) ada di level tertingginya dalam tiga minggu terakhir.

Emiten batu bara berpotensi turun mengikuti tren harga komoditas batu bara dunia. Penyebabnya adalah pendapatan yang mayoritas berasal dari ekspor.

ADRO misalnya yang porsi ekspor mencapai 77% dari keseluruhan pendapatan.Kemudian INDY yang jualan ekspornya mencapai 71%. Sementara ITMG mencapai 80% dari total pendapatan.

Tujuan Penjualan Batu BaraFoto: Berbagai sumber dan diolah
Tujuan Penjualan Batu Bara

Selain itu jika melihat laporan dari para emiten batu bara, bisa dikatakan pendorong kinerja profitabilitas yang luar biasa diraih karena dorongan harga. Sebab pertumbuhan volume penjualan yang cenderung tidak signifikan.

Kenaikan harga batu bara acuan mendorong peningkatan harga jual rata rata (average selling price/ASP) sehingga pundi-pundi pendapatan emiten pun turut naik.

ASP ADRO sepanjang 2022 telah naik 106% sementara volume penjualan tumbuh 14%. Bahkan INDY mencatatkan penurunan penjualan volume batu bara. Akan tetapi pendapatan yang tumbuh signifikan diselamatkan oleh ASP yang melonjak 86,7%.

Oleh karena itu berdasarkan korelasi antara harga komoditas dan harga saham serta potensi degradasi pendapatan akibat harga yang turun, harga saham emiten batu bara berpotensi turun.

Kinerja Emiten batu BaraFoto: Berbagai sumber dan diolah
Kinerja Emiten batu Bara

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Laba Inti ADRO Turun 18%, Ambruknya Harga Batu Bara Jadi Biang Kerok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular