Laba Inti ADRO Turun 18%, Ambruknya Harga Batu Bara Jadi Biang Kerok

Tim Riset, CNBC Indonesia
01 May 2024 13:20
FILE PHOTO: The logo of PT Adaro Energy as seen at PT Adaro Energy headquarters in Jakarta, Indonesia, October 20, 2017. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan laba pada periode kuartal pertama 2024. Perusahaan batu bara tersebut meraup laba inti US$440 juta, turun 18% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan laba inti ADRO didorong oleh penurunan pendapatan usaha bersih yang anjlok 22% yoy menjadi US$1,44 miliar pada Januari-Maret 2024.

Beban utama dari penurunan pendapatan ADRO adalah segmen pertambangan dan perdagangan batu bara yang menorehkan kinerja negatif. Tercatat segmen tersebut menghasilkan pendapatan Rp1,42 miliar, lebih rendah 21% dari periode yang sama pada 2023. 

Untuk diketahui, segmen pertambangan dan perdagangan batu bara menyumbang 98% dari total pendapatan ADRO. Sementara laba dari segmen ini mengalami degradasi sebesar 19% yoy menjadi US$372 juta.

Adapun faktor utama dari penurunan pendapatan ADRO adalah harga jual rata-rata (ASP) yang anjlok 24% seiring dengan pasar batu bara dunia yang lesu. Meskipun volume penjualan mencapai 16,48 juta tom, naik 5% yoy.

Sepanjang kuartal pertama 2024 harga batu bara dunia memang mendingin, turun 11,82% dan ditutup di US$129,1 per ton per 29 Maret 2024, melansir data Refinitiv.

Beban pokok pendapatan ADRO mengalami penurunan yang signifikan yakni 24% yoy menjadi US$815 juta. Beban semakin rendah terutama karena penurunan beban royalti, dari angka tahun sebelumnya karena penurunan ASP maupun harga acuan batu bara.

Royalti kepada Pemerintah turun 38% menjadi US$302 juta pada kuartal pertama 2024 dari US$486 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 22% menjadi US$106 juta dari US$136 juta.

EBITDA operasional AEI turun 17% yoy menjadi US$604 juta dan laba inti turun 18% menjadi US$440 juta untuk kuartal pertama 2024, karena penurunan harga jual rata-rata.

Meskupin EBITDA alami penyusutan, Margin EBITDA operasional pada kuartal pertama 2024 tetap sehat pada angka 42%. 

Sementara itu dari sisi operasional, ADRO dan anak-anak perusahaan mampu mencatatkan kenaikan volume produksi sebesar 15% pada periode Januari-Maret 2024 menjadi 18,07 juta ton. 

Pengupasan lapisan penutup mencapai 66,21 juta bcm pada kuartal pertama 2024, atau naik 17% dari kuartal pertama 2023. Nisbah kupas mencapai 3,66x, atau naik 2% dari periode yang sama tahun lalu.

//

Dari sisi geografi, ADRO banyak menjual batu baranya ke Indonesia dengan porsi 27%. Sementara ke China 15% dan India 12%. Sisanya tersebar ke daerah Asia Timur Laut (27%) dan Asia Tenggara (18%).

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation