Newsletter

KTT G20 Digelar di Bali Pekan Ini, Bisa Jadi Obat Kuat IHSG?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
14 November 2022 07:10
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Pasar keuangan AS, baik saham dan obligasi, pekan lalu menutup minggu yang bergejolak dengan kenaikan terbesar dalam beberapa bulan, didorong oleh harapan bahwa inflasi di AS telah mendingin.

Pekan lalu, pasar keuangan global ikut dikejutkan oleh salah satu perkembangan terliar tahun ini. Banyak investor terjerat pada drama antara dua perusahaan crypto paling terkemuka, FTX dan Binance, awal pekan lalu. Hal tersebut pada akhirnya dengan cepat berkembang menjadi krisis aset kripto yang mengancam akan menyebabkan kerugian bagi investor besar dan kecil, dengan FTX mengajukan kebangkrutan pada hari Jumat, yang menunjukkan kerentanan di pasar crypto.

Ketakutan tersebut bahkan sempat menjalar ke investor saham, yang menyebabkan aksi jual pasar pada pertengahan minggu. Namun, pada hari Kamis, data baru tentang inflasi-dengan secercah harapan bahwa inflasi akan turun-membuat saham meroket lebih tinggi.

Pergerakan indeks utama Wall Sreet pekan laluFoto: Google Finance
Pergerakan indeks utama Wall Sreet pekan lalu

Mengikuti pengumuman inflasi yang mulai mendingin, harga obligasi pemerintah AS mengalami reli besar dan mendorong imbal hasil menjadi lebih rendah. Dolar berbalik arah dan saham ikut melonjak. Secara khusus, saham teknologi menjadi penerima manfaat besar dari pergerakan baru-baru ini dan mulai sedikit memangkas penurunan besar dari awal tahun.

Benchmark S&P 500 naik 0,9% pada Jumat, sehari setelah data inflasi yang lebih kecil mengirim indeks mengalami kenaikan satu hari terbesar sejak April 2020. Dow Jones Industrial Average menambahkan naik 0,1%, sedangkan Nasdaq menguat atau 1,9% pada Jumat.

Harga indeks S&P 500 dan Nasdaq melonjak 5,9% dan 8,1% sepanjang pekan lalu, kinerja terbaik mereka masing-masing sejak Juni dan Maret, sementara Dow tercatat naik 4,1%.

Saham perusahaan teknologi besar menjadi kontributor utama reli pekan lalu. Amazon.com melonjak hampir 11% pekan lalu. Saham induk Google, Alphabet, juga menguat dengan kisaran yang sama. Bahkan saham ARK Innovation Exchange-Traded Fund - dengan pertumbuhan yang lebih spekulatif ikut melonjak 15% untuk minggu lalu.

Pasar obligasi AS ditutup untuk perayaan Hari Veteran akhir pekan lalu. Pada hari Kamis, imbal hasil Treasury Note dua dan 10 tahun mencatat penurunan yield satu hari terbesar dalam lebih dari satu dekade. Imbal hasil 10 tahun turun menjadi 3,828% pada hari Kamis, penurunan hasil satu minggu terbesar sejak 2020.

Dolar AS pada hari Kamis juga mengalami penurunan terbesar sejak krisis keuangan 2008-09, memperpanjang penurunannya baru-baru ini.

Sementara itu dari China, langkah Beijing untuk melonggarkan pembatasan pandemi menambah semangat di pasar keuangan global. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah menyeret pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dengan memberlakukan penguncian dan membatasi perjalanan untuk mengendalikan virus corona.

Pada hari Jumat, otoritas kesehatan setempat mengatakan Beijing mempersingkat waktu para pelancong harus tinggal di karantina dan membatasi pengujian massal, beserta langkah-langkah lainnya. Optimisme tersebut mendorong harga minyak mentah Brent naik 2,5% menjadi US$ 95,99 per barel.

Meskipun inflasi telah melandai, akan tetapi masih jauh di atas target perlambatan yang diinginkan The Fed. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi daripada suku bunga acuan utama Fed.

Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan Kamis bahwa mengatakan bahwa laporan hari Kamis "menunjukkan beberapa pelonggaran dalam inflasi keseluruhan dan inti," meskipun dia juga mencatat trennya masih "sangat tinggi."

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular