
Adu Sentimen Masih Panas, IHSG Potensi Gerak Variatif

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu menembus level resisten 7.100 pada penutupan sesi perdagangan kemarin. Hari ini pasar saham Indonesia berpotensi bergerak beragam dan didorong oleh pengaruh dalam maupun luar negeri. IHSG bergerak beragam dengan resisten di 7.100 dan support di 7.015.
Pertama luar negeri indeks utama Wall Street kompak menguat pada perdagangan kemarin (8/11/2022). Indeks Dow Jones bahkan naik hingga 1%.
Investor saat ini terus mencermati hasil pemilihan paruh waktu Amerika Serikat, yang mana suara para pelaku pasar menjagokan republik untuk memenangkan kongres.
Selain Pemilu, investor juga menanti tingkat inflasi konsumsi AS pada Oktober yang diperkirakan 8% year-on-year/yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2%. Inflasi menjadi fokus utama karena dapat menentukan sikap bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed.
Kemudian China sebagai mitra dagang utama Indonesia akan mengumumkan tingkat inflasi konsumen untuk Oktober.
Menurut konsensus, inflasi tahunan China pada Oktober diperkirakan akan melandai menjadi 2,4% yoy dari bulan sebelumnya 2,8% yoy. Sementara secara bulanan, inflasi China diperkirakan akan stagnan di 0,3%.
Beda dengan negara lain, ekonomi terbesar kedua ini memiliki inflasi yang rendah. Penyebabnya adalah China masih berjibaku melawan virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
China memiliki prinsip Zero Covid yang membuat wilayah di Negeri Panda tersebut rentan lockdown yang membuat ekonomi berjalan lebih lambat. Inflasi bisa menjadi cerminan dari daya beli China, sehingga saat inflasi turun cenderung memberikan sentimen negatif.
Sentimen dari dalam negeri datang dari rilis makroekonomi yang makin menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik-baik saja.
Bank Indonesia melaporkan IKK Oktober sebesar 120,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 117,2. IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas antara zona optimis dan pesimis. Di atasnya 100 artinya optimis, semakin tinggi tentunya semakin bagus.
Saat konsumen semakin optimistis, maka belanja bisa mengalami peningkatan yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, belanja rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, di kuartal III-2022 kontribusinya lebih dari 50%.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2022 tumbuh 5,72% (year on year (yoy). Rilis tersebut sedikit lebih tinggi dari proyeksi pemerintah 5,7%, dan Bank Indonesia (BI) 5,5%.
"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan persisten selama empat kuartal berturut sejak kuartal IV 2021. ini menandakan pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin menguat," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Penjualan ritel Indonesia juga menjadi sentimen penggerak IHSG. Diperkirakan akan melandai pertumbuhannya menjadi 4,1% yoy pada September dibandingkan bulan sebelumnya 4,9% yoy.
(ras/luc)