Newsletter

The Fed Lanjut Kerek Suku Bunga, Apa Kabar Pasar Keuangan RI?

Putra, CNBC Indonesia
03 November 2022 06:10
Proyeksi Ekonomi Global Lembaga Dunia
Foto: Proyeksi Ekonomi Global Lembaga Dunia

Fed boleh saja masih agresif di bulan November. Namun ekspektasi bahwa Fed akan mulai melunak membuat indeks saham Wall Street rebound.

Selain kenaikan 75 bps yang sudah diperkirakan oleh pelaku pasar, press rilis Fed juga mensinyalkan mulai menaikkan suku bunga acuan dengan magnitude yang lebih kecil ke depannya.

"Peningkatan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai," kata bank sentral AS pada akhir pertemuan kebijakan dua hari terakhirnya.

"Dalam menentukan laju kenaikan di masa depan dalam kisaran target, Komite (Pasar Terbuka Federal) akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan di mana kebijakan moneter mempengaruhi aktivitas ekonomi. dan inflasi, dan perkembangan ekonomi dan keuangan."

Kalimat tersebutlah yang ditangkap oleh para pelaku pasar sebagai clue atau petunjuk bahwa Fed akan mulai melunak.

Komentar dari Fed dan Ketua Jerome Powell akan memainkan peran kunci penentu arah pergerakan saham dalam beberapa bulan ke depan.

"Kelanjutan reli akhir tahun bergantung pada Fed yang menyampaikan narasi pivot," tulis Emmanuel Cau dari Barclays dalam sebuah catatan kepada klien Rabu, mengutip CNBC International.

"Peak hawkishness mungkin memicu lebih banyak FOMO, tetapi jangan disamakan dengan dovish, karena bank sentral terus berjalan di garis yang bagus. Pemangkasan suku bunga telah menjadi prasyarat bagi ekuitas untuk memulai reli baru di masa lalu - tetapi kita belum sampai di sana." Pungkasnya.

Selain Fed, pelaku pasar juga mencermati perkembangan ekonomi China yang masih dibayangi dengan perlambatan.

Setahun lebih setelah krisis likuiditas yang dialami oleh pengembang properti China Evergrande Group terjadi, kondisi pasar properti Negeri Tirai Bambu justru semakin menyedihkan sekarang.

Harga dan volume penjualan properti juga mengalami penurunan secara konsisten. China Index Academy (CIA) melaporkan harga rumah di 100 kota di China drop 4 bulan berturut-turut hingga Oktober 2022.

Sementara itu penjualan properti di 100 kota di China juga dilaporkan turun 20% year-on-year (yoy) pada Oktober 2022 oleh CIA.

Penurunan kinerja sektor properti tersebut membuat ekonomi China dibayangi oleh perlambatan yang nyata. Goldman Sachs menyebut bahwa kontribusi sektor real estate di China diperkirakan mencapai 18%-30% dari PDB.

Kondisi yang memprihatinkan di sektor properti ditambah dengan dengan kebijakan China yang ekstrim yaitu zero covid policy membuat perekonomiannya semakin terpuruk.

Well, pada akhirnya rebound yang terjadi merupakan kenaikan yang sifatnya temporer dan risiko di pasar keuangan masih tetap tinggi.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular