
Asing Mulai Buy Lagi, Gimana Nasib Pasar Keuangan Hari Ini?

Penguatan aset berisiko seperti saham di Wall Street akhir pekan lalu diharapkan dapat menular ke pasar keuangan Asia yang akan buka pagi ini.
Indeks dolar AS juga mengalami pelemahan 1%. Di saat yang sama harga emas sebagai aset minim risiko yang melemah nyaris 1%. Namun aset digital token kripto yaitu Bitcoin dan Ethereum justru menguat.
Di tengah-tengah kondisi yang belum benar-benar kondusif risk appetite investor cenderung membaik. Namun investor juga perlu mencermati berbagai sentimen yang berpotensi menggerakkan saham pekan ini yang berasal dari eksternal maupun domestik.
Dari eksternal ada beberapa rilis data penting yang perlu dicermati dari Eropa maupun AS. Dari Eropa akan ada rilis data inflasi untuk bulan Oktober 2022.
Konsensus memperkirakan inflasi Uni Eropa bulan Oktober naik 10,2% year on year (yoy), atau naik lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2022.
Selain rilis data inflasi ada juga rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022. Ekonomi Uni Eropa diperkirakan tumbuh minimalis 0,2% quarter on quarter (qoq) dan 2,1% yoy.
Artinya pelaku pasar memperkirakan ekonomi Uni Eropa mengalami perlambatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,8% qoq dan 4,1% yoy.
Kemudian dari AS, akan ada pengumuman kebijakan suku bunga Fed. Pelaku pasar memperkirakan Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps di bulan November 2022.
Asal tahu saja, Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sejak Maret 2022 hingga September 2022 sebesar 300 bps. Suku bunga dikerek naik dari 0,25% menjadi 3,25%.
Apabila Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps lagi maka suku bunga acuan akan berada di 4% untuk bulan November 2022.
Kemudian dari dalam negeri, di awal bulan November akan ada rilis data inflasi untuk bulan Oktober 2022. Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi di bulan Oktober 2022 naik 6% yoy.
Menurut Survei Perkembangan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI), komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu bensin sebesar 0,05% (mtm), tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04% (mtm), tahu mentah sebesar 0,02% (mtm), beras, tempe, angkutan antar kota dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu keempat Oktober yaitu cabai merah sebesar -0,11% (mtm), telur ayam ras sebesar -0,07% (mtm), daging ayam ras sebesar -0,04% (mtm), cabai rawit sebesar -0,03% (mtm), serta tomat dan daging sapi masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
(trp/trp)